Abstract:
Indonesia memiliki karakteristik topografi yang beragam sehingga banyak bangunan yang dibangun pada kondisi topografi yang berbeda-beda, termasuk pada lereng bukit dengan kemiringan yang sangat bervariasi. Gedung step-back setback pada tanah miring memiliki respons struktur yang berbeda dengan gedung pada tanah datar sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Skripsi ini membahas respons dan kinerja gedung step-back setback pada kemiringan lereng yang berbeda, yaitu pada tanah datar, pada lereng bukit dengan kemiringan 11°, dan pada lereng bukit dengan kemiringan 22°. Berdasarkan hasil analisis respons spektrum, periode dan simpangan tingkat model gedung step-back setback pada lereng bukit dengan kemiringan 22° lebih kecil dibandingkan dengan model lain, walaupun memiliki massa yang relatif sama. Model gedung step-back setback pada lereng bukit dengan kemiringan 11° dan 22° mengalami distribusi gaya geser kolom lantai dasar yang tidak merata, dimana kolom yang pendek atau berada di sisi atas lereng mengalami gaya geser yang lebih besar. Nilai perbandingan maksimum antara gaya geser kolom terbesar dan terkecil pada model pada tanah datar adalah 1,38 kali, model pada lereng bukit dengan kemiringan 11° adalah 28,96 kali, dan model pada lereng bukit dengan kemiringan 22° adalah 148,45 kali. Berdasarkan hasil analisis riwayat respons nonlinier, pada ketiga model terjadi sendi plastis. Sendi plastis pada gedung step-back setback pada lereng bukit dengan kemiringan 11° dan 22° lebih banyak terjadi pada elemen struktur di lereng bagian atas. Gedung step-back setback pada lereng bukit dengan kemiringan 11° dan 22° tidak hanya mengalami sendi plastis pada kolom lantai dasar dan balok, tetapi mengalami juga sendi plastis pada kolom selain di lantai dasar. Tingkat kinerja struktur pada ketiga model adalah IO (Immediate Occupancy).