Abstract:
Struktur baja tahan gempa yang menggunakan sistem rangka baja dengan bresing eksentris (SRBE)
bekerja dengan baik untuk menahan beban lateral akibat gempa. Setelah gempa yang terjadi di
Christchurch dari tahun 2010 – 2011 dapat diobservasi bahwa strukur baja dengan SRBE bekerja
dengan baik saat terjadi gempa, tetapi memerlukan penilaian pasca gempa yang ekstensif. Hal ini
karena proses penggantian link pada SRBE yang telah berdeformasi plastis. Rotational Bolted Active
Link (RBAL) merupakan sebuah solusi yang diusulkan oleh Leung et al. untuk menjadi sebuah link
alternatif yang memiliki performa lebih unggul pasca gempa dikarenakan deformasi plastis yang
terjadi pada link dapat dicapai dengan frictional sliding pada RBAL, maka dari itu proses perbaikan
RBAL lebih sederhana dan dengan biaya yang lebih sedikit. Walaupun begitu, RBAL merupakan
ide yang belum lama diusulkan, sehingga cara mendesain dan pemodelan perilaku nonlinearnya
perlu diteliti dan dikembangkan lebih jauh lagi. Dalam skripsi ini, dilakukan analisis terhadap
gedung 4 lantai yang berfungsi sebagai apartemen dan menggunakan SRBE, dengan link
konvensional maupun RBAL. Berdasarkan hasil dari analisis statik beban dorong, didapat bahwa
simpangan maksimum model yang menggunakan link konvensional lebih besar dibandingkan model
dengan RBAL.Selain itu, model yang menggunakan link konvensional juga dapat menahan beban
lateral yang lebih besar dibanding model yang menggunakan RBAL. Kedua jenis link berhasil
membatasi perilaku inelastik hanya pada elemen fuse saja.