Abstract:
Berbeda dengan definisi Atterberg limit di ilmu geoteknik, saturation limit adalah kadar air di
mana akibat proses inflitrasi air (misalnya, saat hujan), pori tanah sudah tidak mampu lagi
menampung air sehingga volume tidak bertambah lagi. Penelitian pada makalah ini bertujuan
untuk menentukan saturation limit sebagai akibat infiltrasi air pada lanau berplastisitas tinggi.
Uji dilakukan pada 10 buah sampel lanau berplastisitas tinggi yang diambil di Kampung Lingga
Manik, Sukabumi, Jawa Barat. Seluruh sampel merupakan tanah dengan aktifitas normal.
Sampel tanah yang disiapkan pada wadah tertentu dengan kadar air tertentu merupakan tanah
terganggu. Kemudian sampel ini ditetesi akuades hingga pada saat tertentu tanah tersebut
tidak mampu lagi menyerap air. Kadar air pada kondisi akhir inilah yang disebut dengan
saturation limit. Peningkatan saturation limit ini sebanding dengan peningkatan batas cair
namun berbanding terbalik dengan indeks kecairan. Perbedaan saturation limit antara metode
Casagrande dan uji laboratorium berada dalam kisaran 1,87% - 11,30%. Kontribusi penelitian ini
sekurang-kurangnya memberikan pemahaman bahwa ada kadar air di permukaan tanah dapat
berkurang kemampuan infiltrasi yang disebabkan adanya saturation limit di permukaan tanah.
Hal ini menjelaskan bahwa longsoran dapat terjadi karena air melewati jalur lain (misalnya
rekahan).
Description:
Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Teknik Sipil ke-VI 2016 "Peran Manajemen dan Teknologi Transportasi Menuju Transportasi Indonesia Yang Berkelanjutan". Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta, 25 Mei 2016.