Abstract:
Pada pondasi tiang penurunan yang terukur di kepala tiang terdiri dari kompresi tiang dan penurunan tanah di kaki tiang. Semakin panjang suatu pondasi tiang, maka kompresi tiang akan semakin besar. Sedangkan batasan deformasi yang telah ditetapkan oleh SNI 8460:2017 sebesar 25 mm. Maka dari itu, dilakukan kajian perilaku tiang pancang panjang terutama pada area Gedebage yang secara geologi didominasi oleh Bandung Lacustrine Clay yang tebal, sehingga diperlukan tiang pancang yang panjang. Studi dilakukan pada Masjid Raya Al-Jabbar dan Mall Summarecon Bandung. Analisis dilakukan dengan metode empirik dan metode numerik menggunakan PLAXIS 2D. Hasil analisis dengan metode empirik dan numerik menunjukan bahwa pondasi tiang pada lokasi tinjauan merupakan tiang tahanan ujung. Interpretasi hasil uji pembebanan statik dan dinamik di lapangan juga menunjukan bahwa pondasi tiang tersebut adalah pondasi tiang tahanan ujung. Meskipun demikian, diperoleh temuan bahwa kompresi tiang yang terjadi pada kondisi loading relatif besar dan deformasi permanen tiang pada kondisi unloading relatif kecil. Hal ini menunjukan bahwa pada pondasi tiang pancang panjang, batasan deformasi pada kondisi unloading lebih menentukan perilaku tiang dengan beban aksial tekan dibandingkan deformasi maksimum yang terjadi pada kondisi loading. Selain itu, continuous monitoring juga dilakukan sepanjang pemancangan tiang berlangsung. Hasil continuous monitoring memberikan informasi penting terkait tegangan tekan maupun tarik pada tiang, energi palu yang tertransfer di sepanjang tiang, efisiensi energi palu, dan daya dukung pada kondisi end of driving. Informasi tersebut bermanfaat dalam penentuan soil setup factor untuk tanah lacustrine, yang diperoleh sebesar 1,4 dari hasil kajian yang dilakukan.