dc.description.abstract |
Pada beberapa kondisi, pondasi akan menerima beban atau gaya tarik yang disebabkan oleh
gaya gempa, gaya angkat oleh air, dan lain-lain. Untuk mengonfirmasi perancangan
pondasi tiang bor, dapat dilakukan dengan pengujian pembebanan tarik tiang bor di lokasi
yang direncanakan menerima beban tarik. Pada proyek pembangunan Gedung Sekretariat
ASEAN di Jakarta Selatan, dilakukan uji pembebaan aksial tarik dengan kondisi berada
pada lapisan tanah pasir tersementasi, dimana tanah ini memiliki karakteristik khusus yakni
kuat geser dan modulus elastisitas yang tinggi. Penelitian dilakukan dengan metode
pengumpulan data, studi literatur, analisis menggunakan program berbasis metode elemen
hingga, dan metode konvensional. Selain itu, melakukan analisis balik kurva derformasi
kepala tiang ke atas (kenaikan) terhadap beban hasil simulasi pemodelan dengan program
berbasis metode elemen hingga dengan hasil pengukuran di lapangan. Program berbasis
metode elemen hingga, yakni Midas GTS NX, digunakan untuk melakukan simulasi
pembebanan aksial tarik dan mengetahui distribusi kapasitas gesekan selimut di sepanjang
tiang. Berdasarkan hasil analisis balik kurva deformasi kepala tiang ke atas (kenaikan)
terhadap beban, diperoleh besarnya nilai kuat geser parameter c’ adalah 180 kN/m2 dan
nilai ɸ’ adalah 43°. Besarnya modulus elastisitas adalah sebesar 930000 kN/m2, dengan
nilai korelasi 10000 x NSPT. Berdasarkan hasil interpretasi uji pembebanan lapangan dengan
metode Modified Mazurkiewicz, diperoleh besarnya daya dukung ultimit tarik atau failure
load adalah sebesar 305 ton. Distribusi kapasitas gesekan selimut tiang yang terjadi pada
lapisan tanah pasir tersementasi hanya menerima 34,16% atau 69 ton dari total kapasitas
gesekan selimut tiang. Berdasarkan metode perhitungan konvensional, bahwa daya dukung
ultimit tarik hasil interpretasi uji pembebanan lapangan adalah ± 42% dari besar daya
dukung selimut ultimit pada kondisi tekan dengan Metode Reese & Wright (1977)
Modifikasi Metode Wahyuni (2010). |
en_US |