Abstract:
Penyakit demam dengue merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan dapat
menimbulkan kematian pada seseorang. Sekitar 75% penduduk dunia yang paling
berisiko mengidap penyakit ini bermukim di negara-negara Asia Tenggara dan Asia
Pasifik. Pencegahan penyakit ini sangat bergantung pada pengendalian vektor
nyamuknya. Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia dengan banyaknya
penderita penyakit demam dengue yang cukup banyak jumlahnya. Kecamatan-kecamatan
yang ada di kota Bandung memiliki tingkat risiko terserang penyakit demam dengue yang
berbeda-beda dan bersifat relatif tergantung pada keadaan lingkungan, perilaku
penduduk, jumlah penduduk, dan faktor lainnya. Untuk mengatasi masalah penyakit
demam dengue di Indonesia, telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya
pemberantasan vektor nyamuk, tetapi hasilnya belum optimal. Upaya yang dilakukan
oleh dinas kesehatan kota Bandung melalui pengasapan mempunyai kendala dalam hal
dana yang terbatas. Hal ini menyebabkan dinas kesehatan selektif dalam melakukan
pengasapan, yaitu hanya dilakukan untuk lokasi-lokasi tertentu saja. Akibatnya, banyak
kecamatan yang tidak tertangani dengan baik oleh dinas kesehatan karena tidak
meratanya kegiatan pencegahan penyebaran penyakit ini. Untuk itu, perlu adanya alokasi
proporsi dana yang tepat dan sesuai untuk tiap kecamatan agar hasil penanganan penyakit
demam dengue di kota Bandung dapat dilakukan secara optimal. Pada penelitian ini, akan
diterapkan model optimasi dengan menggunakan pendekatan model Markowitz untuk
menentukan besarnya alokasi dana yang harus diberikan pada tiap kecamatan di kota
Bandung agar banyaknya orang yang menderita penyakit demam dengue dapat berkurang
secara maksimal. Beberapa kendala akan dimasukkan pada model ini dan solusi numerik
akan diselesaikan dengan metode generalized reduced gradient. Hasil yang diharapkan
adalah proporsi dana yang diberikan pada tiap kecamatan di kota Bandung sesuai dengan
tingkat risiko penyebaran penyakit demam dengue di tiap kecamatan tersebut sehingga
penanganan penyakit ini dapat dilakukan secara optimal.