Abstract:
Alam semesta adalah tempat tinggal bagi manusia dan segala makhluk hidup. Perkembangan pemikiran dari zaman ke zaman melahirkan berbagai kemajuan peradaban tetapi sekaligus cenderung menyebabkan krisis ekologis. Fenomena krisis ekologis ini seperti pemanasan global dan perubahan iklim, yang merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup. Deep ecology dan Fritjof Capra melihat krisis ekologis ini merupakan kekeliruan perspektif, yang berujung pada perilaku perusakan. Perspektif antroposentris-mekanis cenderung mereduksi dan mengkategorikan alam seturut keinginan manusia. Hal itu didukung oleh ego manusia yang melihat diri lebih superior dari segala ciptaan yang ada. Melalui eksplorasi konsep deep ecology dan pemikiran Fritjof Capra, dapat ditawarkan beberapa alternatif jalan keluar yang bersifat holistik dan sistemik yang memahami alam sebagai kesatuan yang tak terpisahkan. Dengan demikian, upaya menjaga keberlanjutan ekologis dimulai dari perspektif yang menyeluruh dan saling keterkaitan alam semesta sebagai sesuatu yang sakral.