Abstract:
Sebagai makhluk peziarah, manusia mengetahui bahwa ia tidak memiliki tempat tinggal yang tetap di dunia ini. Masa kehidupannya tidak bersifat kekal. Artinya, hidupnya akan berakhir dengan kematian sebagai suatu kepastian yang tidak dapat dihindarinya. Berhadapan dengan kematian, Gereja sebagai pernyataan dan perpanjangan kasih Allah yang ada di dunia ini memberikan bekal perjalanan menuju kematian melalui sakramen-sakramen kepada umat beriman. Salah satunya, pemberian Komuni Suci sebagai ‘bekal’ perjalanan menuju ke rumah Bapa Surgawi. Komuni Suci itu dikenal dengan ‘Viatikum’. Penelitian tentang ‘Viatikum’ ini memiliki dua tujuan. Pertama, mendeskripsikan makna dan sejarah viatikum di Gereja Katolik, khususnya bagi umat Katolik. Seturut sejarahnya Gereja memaknai viatikum sebagai sarana mempersatukan umat beriman dengan Kristus, sarana memelihara hidup beriman, bukti kasih Allah serta pengorbanan-Nya, dan persatuan kekal umat manusia dengan Allah di surga. Kedua, mendeskripsikan aturan dan tata cara atau praktik viatikum. Aturan dan
xii
tata cara itu bertujuan memberi kekuatan bagi umat beriman yang berada dalam bahaya maut, mewujudkan perdamaian kembali dengan Allah, dan tinggal dalam kepenuhan Allah melalui Kristus.