Abstract:
Penelitian ini akan membahas tentang proses kerjasama antara Takhta Suci
Vatikan dengan Tiongkok. Dimana kerjasama pada umumnya dijalankan oleh dua
atau lebih negara yang saling berhubungan baik dan memiliki keterkaitan, tetapi
pada penelitian ini akan menganalisis kerjasama antara Vatikan dan Tiongkok yang
tidak memiliki hubungan baik selama kurang lebih tujuh dekade yang ditandai
dengan ditandatanganinya perjanjian bilateral sementara pada tahun 2018 tentang
tata cara pemilihan uskup gereja katolik di Tiongkok. Analisis dalam penelitian ini
akan menjawab kejanggalan yang terjadi dalam kerjasama antara Tiongkok dan
Vatikan menggunakan teori reciprocity in international relations dan berpusat pada
tiga poin utama yaitu cooperation, rewarding actions, dan the shadow of the future.
Cooperation melihat bahwa kerjasama dapat timbul dari kewaspadaan masingmasing
aktor terhadap kepentingan nasionalnya. Dalam resiprositas, rewarding
actions menjadi kunci dan pusat dari kegiatan timbal balik dimana aksi baik akan
dibayar dengan aksi baik. Tetapi Vatikan dan Tiongkok juga melihat kerjasama ini
sebagai investasi untuk keuntungan di masa depan yang akan dibahas dalam konsep
the shadow of the future. Kerjasama yang bersifat resiprositas juga dapat terjadi
diantara aktor yang tidak seimbang, karena timbal balik yang dilakukan tidak dapat
dihitung dengan besar kecilnya kewajiban, tetapi dilihat dari nilai yang dianut setiap
aktor. Pertanyaan penelitian “Mengapa Tiongkok dan Vatikan memutuskan untuk
bekerjasama?” akan penulis jawab dan jelaskan menggunakan tiga poin
resiprositas.