Abstract:
Idealnya, bentuk bangunan selaras dengan fungsi yang diwadahinya. Terlebih lagi pada bangunan pemerintahan yang memiliki nilai simbolik yang penting. Sayangnya, bentuk bangunan – bangunan pemerintahan yang ada di Indonesia justru dinilai tidak representatif. Fenomena ini mungkin saja disebabkan semakin menurunnya aspek lokalitas dan hilangnya identitas arsitektur lokal akibat globalisasi. Perkembangan arsitektur di suatu daerah mempengaruhi perkembangan budaya daerah terkait, dengan mulai ditinggalkannya unsur lokalitas arsitektur maka seiring waktu unsur lokalitas tersebut akan punah. Berangkat dari permasalahan dan fenomena tersebut, menghasilkan isu yang cukup penting khususnya akulturasi bangunan pemerintahan yang dapat mencirikan lokalitas dari sebuah tempat. Sehingga penelitian yang dilakukan ini menjadi sangat penting untuk menjawab bagaimana untuk menghasilkan konsep lokal dan modern yang tepat terhadap perencanaan gedung Pendopo Kabupaten Serang yang mencirikan konteks lokal sosial – budaya dari masyarakat Banten.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas tentang ragam bentuk akulturasi arsitektur lokal dan modern pada gedung pemerintahan yang ditinjau dari aspek ragam bentuk akulturasi dan dominasi arsitektur yang terjadi pada aspek lokalitas dan modernitas sehingga dapat dipahami untuk selanjutnya dapat diimplementasikan pada desain gedung pemerintahan Pendopo Bupati Serang. Teori yang diterapkan pada kajian ini merujuk pada (1) teori dan budaya arsitektur Banten, (2) teori ragam bentuk akulturasi arsitektur, (3) teori fungsi, bentuk dan makna (fbm), (4) teori
ordering principle, (5) teori archetypes, (6) teori arsitektur modern dan (7) teori arsitektur gedung pemerintahan. Disamping itu metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, kualitatif, dan interpretatif yang dapat digunakan dalam melakukan telaah dan penelusuran mendalam terhadap objek studi preseden yaitu gedung pemerintahan Walikota Pontianak dan gedung pemerintahan Bupati Solok.
Hasil penelitian terhadap teori dengan metode yang telah dijabarkan ini akan melihat
dominasi yang terjadi antara arsitektur modern dan arsitektur lokal sehingga dapat dilanjutkan menjadi pedoman desain yang spesifik serta dapat diterapkan pada simulasi desain perancangan gedung Pendopo Bupati Serang dengan baik.
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat
akan pentingnya lokalitas dalam membangun dan melestarikan budaya dan arsitektur lokal serta dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan arsitektur yang telah ada baik bagi akademik maupun praktisi dan memberi kontribusi yang positif bagi pemerintah daerah setempat dalam menyusun peraturan daerah.