Abstract:
Perekonomian dunia memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Penurunan perekonomian suatu negara berdampak pada kondisi perusahaan. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini pun tidak menutup kemungkinan bahwa manajemen memanipulasi informasi laporan keuangan untuk menarik investor maupun kreditur terkait sumber daya modal yang diperlukannya untuk melakukan kegiatan operasi bisnisnya. Dengan demikian, auditor perlu untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan bebas dari kesalahan yang bersifat material. Selain itu, auditor pun dianggap bertanggung jawab terhadap keandalan atas informasi yang disajikan oleh manajemen. Oleh karena itu, pemberian opini going concern pun sangat diperlukan sebagai hasil dari tanggung jawab auditor terhadap keandalan informasi terkait kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Opini going concern menjadi indikator tingkat solvabilitas suatu perusahaan yang berguna bagi para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Dalam mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepat, auditor perlu untuk mempertimbangkan informasi keuangan maupun non-keuangan yang dapat mendukung keraguan auditor terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Informasi keuangan yang digunakan dalam penelitian ini terkait penerimaan opini going concern ialah ukuran perusahaan, pertumbuhan laba, dan kondisi keuangan. Informasi non-keuangan yang digunakan dalam penelitian ini terkait penerimaan opini going concern ialah kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya. Opini going concern diberikan oleh auditor jika terjadi keraguan terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan dengan ukuran perusahaan, pertumbuhan laba, dan kondisi keuangan yang buruk berpotensi terancam kelangsungan hidupnya dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan, pertumbuhan laba, dan kondisi keuangan yang baik. Kantor akuntan publik yang termasuk big four pun cenderung menerbitkan laporan audit yang lebih berkualitas sehingga informasi terkait kelangsungan hidup suatu perusahaan lebih diungkapkan dan terdeteksi karena reputasi kantor akuntan publik tersebut sangatlah dipertaruhkan dibandingkan dengan kantor akuntan publik yang tidak termasuk big four. Selain itu, besar kemungkinan perusahaan mendapatkan opini going concern untuk tahun mendatang jika perusahaan telah mendapatkan opini going concern tahun sebelumnya karena perusahaan harus menunjukkan peningkatan yang signifikan jika perusahaan tidak ingin menerima opini going concern tersebut di tahun mendatang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode hypotheticodeductive yaitu dengan membentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan menggunakan software IBM SPSS karena variabel terikat merupakan variabel dikotomi dan variabel bebas bersifat metrik dan nonmetrik. Hasil dari analisis regresi logistik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini going concern sementara pertumbuhan laba, kondisi keuangan, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini going concern. Perusahaan memerlukan perencanaan strategi yang baik untuk menjaga tingkat solvabilitasnya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel lain dan menggunakan perusahaan yang bergerak di industri yang berbeda dengan penelitian ini.