Abstract:
Bandung merupakan salah satu tujuan wisata favorit di Jawa Barat. Jumlah wisatawan Bandung semakin meningkat setiap tahunnya. Seiring dengan semakin meningkatnya wisatawan Bandung, kebutuhan akan hotel di Bandung semakin meningkat juga. Salah satu hotel di Bandung yaitu Hotel Alqueby. Hotel mendapatkan laba dari aktivitas sewa kamar dan penjualan pada restoran, kolam renang, atau gym. Laba dibutuhkan agar hotel dapat terus menjalankan kegiatan operasinya. Aktivitas penjualan merupakan aktivitas utama pada usaha hotel dan akan menjadi penentu keberlangsungan hidup hotel. Aktivitas penjualan yang tidak efektif dapat berakibat pada menurunnya penjualan, kerugian, bahkan dapat berakhir pada kebangkrutan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan pemeriksaan operasional terhadap aktivitas penjualan di Hotel Alqueby. Pemeriksaan operasional merupakan proses untuk menganalisis kegiatan operasional di perusahaan untuk dievaluasi mengenai ekonomis, efisiensi, dan efektifitas dari seluruh kegiatan operasional perusahaan. Hotel Alqueby tidak pernah melakukan pemeriksaan operasional sebelumnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Variabel dependen dalam penelitian ini merupakan efektivitas, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini merupakan penjualan. Data dalam penelitian ini didapatkan dari dua sumber, sumber primer didapatkan dengan cara observasi langsung ke Hotel Alqueby, wawancara dengan direktur, CEO, sales and marketing executive dan front office, kuesioner mengenai pengendalian internal kepada front office, staff cafe, dan hotel public coordinator, sedangkan sumber sekunder didapatkan dari struktur organisasi Hotel Alqueby, job description, laporan pendapatan Hotel Alqueby, dan dokumen-dokumen yang digunakan pada aktivitas penjualan Hotel Alqueby. Dari hasil pemeriksaan operasional Hotel Alqueby, ditemukan beberapa kelemahan yaitu struktur organisasi yang digunakan sangat sederhana sehingga tidak terdapat pemisahan fungsi pada bagian front office, CEO merangkap menjadi accounting, human resource dan supervisor, tidak terdapat kebijakan dan staff untuk divisi pemasaran, terdapat pelanggaran pengendalian internal oleh karyawan hotel, terdapat keterbatasan pada fasilitas ruang breakfast dan ruang tunggu lobi, dokumen masih diisi secara manual, target penjualan tidak disusun dengan baik, dan tidak terdapat kebijakan uang deposit pada saat check-in. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis memberikan beberapa saran kepada Hotel Alqueby, yaitu CEO membagi tugas dengan direktur agar tidak menanggung terlalu banyak tugas, CEO melakukan pengecekan setiap hari antara data kunci elektronik yang dibuat melalui program Hune dengan data check-in yang diinput pada program komputer agar front office tidak melakukan kecurangan, merekrut staff pemasaran dan menyusun strategi dan rencana biaya pemasaran, Hotel Alqueby meningkatkan program komputernya sehingga dokumen tidak diisi secara manual, pelaporan setiap hari kepada CEO agar tidak terjadi pelanggaran pengendalian internal oleh karyawan hotel, penambahan ruang breakfast di setiap lantai dan penambahan kursi pada lobi, penyusunan ulang target penjualan dengan memperhitungkan bulan low season dan high season, dan menambah kebijakan mengenai uang deposit pada saat check-in.