Abstract:
Dalam mencapai tujuannya, perusahaan dihadapkan pada berbagai risiko. Salah satu risiko yang dihadapi perusahaan ialah risiko kecurangan. Strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi risiko kecurangan adalah dengan menerapkan pengendalian internal. Pengendalian internal akan membantu perusahaan untuk meminimalkan risiko kecurangan yang timbul dari aktivitas penjualan kendaraan. Kecurangan merupakan berbagai cara yang berkaitan dengan kecerdikan manusia yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain melalui perbuatan yang tidak benar. Kecurangan dibedakan menjadi dua yaitu manipulasi atas laporan keuangan dan penyalahgunaan aset. Kecurangan dapat disebabkan oleh tiga kondisi yaitu adanya tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi pelaku kecurangan. Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh dewan direksi, manajemen, dan pihak lain di perusahaan untuk memberikan jaminan atas pencapaian tujuan perusahaan seperti efektivitas dan efisiensi dari operasi, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan dengan hukum dan aturan yang berlaku. Auditor dalam melakukan audit memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji akibat fraud atau error berdasarkan pemahaman atas pengendalian internal perusahaan. Pengendalian internal perusahaan yang memadai merupakan dasar untuk mencegah dan meminimalkan risiko kecurangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi lapangan dan studi literatur. Data yang didapatkan akan dianalisis dan dievaluasi untuk melihat apakah pengendalian internal yang diterapkan memadai atau tidak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pengendalian internal yang diterapkan perusahaan telah memadai. Pengendalian internal pada komputer yang diterapkan perusahan juga telah berjalan dengan baik. Meskipun telah memiliki pengendalian internal yang memadai, perusahaan tidak dapat seluruhnya terhindar dari risiko kecurangan. Penulis mengidentifikasi beberapa risiko kecurangan pada aktivitas penjualan kendaraan. Risiko tersebut antara lain pengakuan penjualan terlalu awal, pencurian uang oleh wiraniaga, pemberian diskon tidak sesuai dengan kebijakan, dan kecurangan yang disebabkan oleh pelanggan. Risiko ini dapat diatasi dengan pengendalian yang telah dimiliki perusahaan dan saran yang diberikan penulis terhadap risiko yang ada. Terhadap risiko yang ada, penulis memberi saran untuk melakukan rekonsiliasi dokumen penjualan, evaluasi kinerja rutin, tone at the top dari manajemen puncak, konfirmasi, kebijakan pembayaran melalui bank transfer, otorisasi pemberian diskon, dan update daftar diskon secara berkala. Selain itu, penulis juga memberikan beberapa saran terhadap aktivitas penjualan kendaraan seperti pelatihan pada wiraniaga dan mandatory vacation.