Abstract:
Saat ini bisnis di dunia telah menjadi lebih kompleks. Salah satu unsur penting untuk diperhatikan meningkatnya kompleksitas bisnis adalah meningkatnya persaingan usaha. Suatu bisnis bertahan jika memiliki keunggulan kompetitif. Salah satu faktor kesuksesan yang terpenting untuk memberikan keunggulan dalam bisnis adalah biaya. Penulis memilih perusahaan MDK sebagai objek penelitian karena perusahaan tersebut memiliki sistem perhitungan harga pokok produk, yang digunakan sebagai dasar penentu harga jual, yang belum memadai. Skripsi ini membahas tentang penerapan Activity Based Costing system (ABC system) dalam perhitungan harga pokok produk perusahaan agar lebih akurat kemudian menganalisis perbedaan hasil perhitungan antara sistem perusahaan dengan ABC system dan dampak perhitungan harga pokok produk ABC system terhadap harga jual. Salah satu sistem biaya yang dapat menghasilkan informasi biaya yang akurat dan informatif adalah ABC system. ABC system adalah sistem biaya yang mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dalam membebankan biaya ke pemikul biaya. Penerapan ABC system akan memberikan informasi biaya yang lebih akurat dan informatif untuk keperluan pengambilan berbagai keputusan manajemen, khususnya untuk penetapan harga jual yang didasarkan dari perhitungan harga pokok produk. Metode penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif analitis. Pengumpulan data dilakukan dengan (1) penelitian lapangan, yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi dan (2) studi kepustakaan, yaitu dua buku utama; buku Cost Management, edisi lima, karangan Blocher, Stout, dan Cokins, dan buku Cost Management, edisi enam, karangan Guan, Hansen, dan Mowen. Objek penelitian adalah perusahaan MDK, sebuah perusahaan pakaian rajut di Bandung yang melayani pesanan sesuai dengan permintaan pelanggan, yang kemudian dijual dengan merek pelanggannya (pangsa pasar menengah ke atas). Sistem perhitungan harga pokok produk perusahaan tidak memadai untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang akurat karena terdapat biaya langsung yang belum dibebankan secara langsung dan terdapat biaya-biaya tidak langsung yang tidak dibebankan berdasarkan pemacu biayanya. Penerapan ABC system menggunakan tujuh langkah dari Horngren, dkk. dan kemudian penulis melakukan dua kali penyederhanaan. Penyederhanaan yang dilakukan adalah (1) penyederhanaan pada jumlah jenis biaya aktivitas dengan penggabungan aktivitas yang homogen dan (2) penyederhanaan jumlah jenis biaya langsung dan jumlah jenis biaya aktivitas dengan penggabungan aktivitas yang homogen dan proporsi. Penyederhaan pertama menghasilkan jumlah jenis primary activities menjadi 25 aktivitas (sebelumnya 34 aktivitas) dan penyederhanaan ke-dua menghasilkan jumlah jenis primary activities menjadi 18 aktivitas (sebelumnya 25 aktivitas) dan jumlah jenis biaya langsung menjadi 12 biaya (sebelumnya 14 biaya). Setelah dilakukan perhitungan dan pembandingan harga pokok produk dengan ABC system dan sistem perusahaan, didapatkan hasil bahwa perhitungan harga pokok produk sistem perusahaan pada ketiga sampel mengalami overcosted. Perusahaan menghitung harga jual dengan cost-plus pricing, yaitu dengan mark-up 130% dari harga pokok produk. Hasil penetapan harga jual sistem perusahaan pada ketiga sampel mengalami overpriced yang disebabkan harga pokok produk yang mengalami overcosted. ABC system memberikan perhitungan harga jual dengan lebih akurat, tidak overpriced karena membebankan biaya berdasarkan jumlah biaya langsung dan jumlah biaya aktivitas yang dikonsumsinya. Perusahaan dapat menggunakan sistem perhitungan ABC system untuk keperluan penetapan harga jual yang lebih akurat sehingga dapat membantu dalam proses negoisasi harga penjualan dengan pelanggan, pertimbangan batas penawaran harga yang lebih akurat, memberikan penawaran harga diskon dengan dasar yang lebih akurat, dan membantu jika perusahaan berada dalam kondisi diharuskan untuk hanya memilih salah satu dari pesanan (pelanggan telah memberikan kisaran harga pembelian).