Abstract:
Konsep bisnis perusahaan sebelumnya hanya mencari keuntungan sebesar-besarnya serta hanya mengacu pada kepentingan manajemen dan pemegang saham saja. Konsep bisnis tersebut telah berubah dengan adanya konsep keberlanjutan yang melibatkan para pemangku kepentingan baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Adapun tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menanggulangi isu keberlanjutan lewat kegiatan tanggung jawab sosial. Kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan isu sosial, ekonomi dan lingkungan, lalu perusahaan mengungkapkan informasi-informasi tersebut dalam laporan keberlanjutan.
Pedoman dari Global Reporting Initiative (GRI) dijadikan acuan dasar yang paling banyak digunakan pada pelaporan keberlanjutan perusahaan di Indonesia. Topik spesifik GRI Standards membahas mengenai aspek ekonomi, lingkungan dan sosial. Perusahaan yang mengikuti ajang penghargaan ASRRAT menerbitkan laporan keberlanjutan dengan menyajikan informasi topik spesifik secara lengkap hingga sesuai GRI Standards, sehingga transparansi dan kepatuhan dalam pelaporan keberlanjutan akan meningkatkan citra perusahaan itu sendiri.
The Accordance of Reporting menjadi salah satu metode penelitian yang digunakan untuk menilai kesesuaian isi pengungkapan laporan terhadap pedoman laporan keberlanjutan, dibantu dengan pemberian skor per requirement. Penilaian dilakukan dengan melakukan perhitungan terhadap jumlah requirement yang diungkapkan pada tiap indikator terkait, lalu dibagi dengan jumlah requirement yang harus diungkapkan pada indikator tersebut. Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dikali dengan 100%. Hasil akhir dari perhitungan tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian yaitu Not Applied, Partially Applied, dan Fully Applied. Unit penelitian yang diteliti terdiri dari PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, PT Indonesia Power, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Pupuk Kalimantan Timur.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, PT Pupuk Indonesia (Persero) meraih urutan pertama dengan skor rata-rata terbesar yaitu sebesar 86% pada topik spesifik GRI Standards. Peringkat kedua diraih oleh dua perusahaan yaitu PT Indonesia Power dan PT Pupuk Kalimantan Timur dengan total skor rata-rata sebesar 85%. Peringkat ketiga diraih oleh PT Austindo Nusantara Jaya Tbk dengan total skor rata-rata sebesar 84%. Lalu peringkat keempat diraih oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk dengan total skor rata-rata sebesar 79%. Maka secara keseluruhan, kelima perusahaan yang diteliti tergolong dalam kategori Partially Applied. Sementara hasil perhitungan rata-rata skor per aspek didapatkan bahwa aspek sosial menjadi aspek yang pemenuhan indikatornya paling tinggi sebesar 93% dibandingkan aspek ekonomi dan aspek lingkungan yang masing-masing sebesar 79%. Aspek sosial juga menjadi salah satu aspek yang diperhatikan oleh kelima perusahaan tersebut walaupun berasal dari sektor industri yang berbeda-beda. Perusahaan disarankan untuk meningkatkan pengungkapan informasi keberlanjutan berdasarkan kriteria indikator GRI Standards serta memperbaharui praktik pengungkapan yang sudah dilakukan sesuai dengan perkembangan GRI Standards agar informasi yang diungkapkan menjadi relevan dan memiliki nilai lebih bagi para pemangku kepentingan.