dc.description.abstract |
Pesatnya pertumbuhan ekonomi di industri rumah makan menimbulkan ketatnya persaingan antar usaha, baik dari segi kualitas maupun harga jual yang ditawarkan. Persaingan yang ketat tersebut menuntut perusahaan untuk memiliki competitive advantages dari segi kualitas produk yang lebih baik atau harga jual yang lebih bersaing. Kesalahan dalam menentukan harga jual dapat mempengaruhi daya saing dan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Salah satu informasi biaya yang dibutuhkan untuk menentukan harga jual yang tepat adalah perhitungan harga pokok produksi. Perhitungan harga pokok produksi yang dihasilkan bergantung pada prosedur pembebanan biaya yang digunakan, dimana prosedur pembebanan tersebut ditentukan berdasarkan karakteristik proses produksi yang dilakukan perusahaan. Prosedur pembebanan biaya yang digunakan untuk perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan adalah job order costing systems. Dengan job order costing systems, perusahaan dapat menghitung harga pokok produksi untuk setiap produk berdasarkan konsumsi sumber daya yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya perusahaan dapat menetapkan harga jual secara akurat untuk masing-masing produk. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu deskriptif analitis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan penelitian kepustakaan. Perusahaan yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah RM. C, yang berlokasi di Bandung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Desember 2016, dan penelitian difokuskan pada perhitungan harga pokok produksi dua menu baru yang akan dijual pada Januari 2017. Dua menu tersebut adalah Pork Burger dan Pork Curry Rice. Data yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi menu baru merupakan data biaya pada bulan November 2016, dan data biaya selama satu tahun, periode Agustus 2015 sampai dengan Juli 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RM.C belum menerapkan job order costing systems. Selain itu, perhitungan harga pokok produksinya pun masih belum tepat karena biaya bahan baku langsung belum dihitung berdasarkan standar yang spesifik dan biaya biaya produksi lain-lain (selain biaya bahan baku langsung) hanya dibebankan dengan cara mengalikan tarif yang telah ditentukan dengan besarnya biaya bahan baku. Oleh karena itu, penulis mengklasifikasikan kembali seluruh biaya-biaya yang terjadi dan menghitung seluruh biaya yang terjadi dalam proses pembuatan makanan dengan menggunakan job order costing systems. Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dan penulis, diperoleh kesimpulan bahwa perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan lebih besar dibandingkan menurut penulis. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan ulang untuk membantu RM.C mencapai harga jual yang akurat. Saran yang diberikan untuk RM. C yaitu, mengklasifikasikan kembali biaya produksi dan menghitung kembali harga pokok produksi untuk produk/menu makanan baru berdasarkan job order costing systems, mempertahankan harga jual perusahaan di pasar untuk sementara waktu sebagai bagian dari promosi untuk mendapatkan konsumen baru, dan menetapkan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan penetapan harga jual sebelumnya apabila harga jual perusahaan lebih kecil dibandingkan pesaing. |
en_US |