Abstract:
Kota Bandung dikenal sebagai kota yang memiliki daya tarik tersendiri terutama dari
keberagaman kulinernya sehingga sejak dahulu dikenal sebagai kota wisata kuliner.
Pertumbuhan bisnis kuliner di Bandung semakin berkembang terbukti dengan semakin
banyaknya dijumpai Café atau resto dengan berbagai macam konsep yang unik dan bervariasi,
sehingga persaingan dalam industri kuliner khususnya Café semakin ketat, oleh karena itu
setiap Café di Bandung dituntut untuk memiliki keunikan dan keunggulan kompetitif
(competitive advantage) agar dapat bersaing dengan pesaing lainnya. Keunggulan kompetitif
perusahaan dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya melalui tingkat kepuasan
pelanggan. Karena saat ini, pada tahun 2020, penilian publik terhadap suatu Café tidak hanya
ditentukan oleh cita rasa yang ada pada makanan atau minuman tetapi juga memperhatikan
aspek kenyamanan dan kualitas pelayanannya. oleh karena itu kualitas pelayanan jasa
merupakan faktor penting agar perusahaan dapat terus berdiri dan berkembang. Maka dari itu
perlu dilakukan pemeriksaan operasional terhadap kualitas pelayanan jasa yang diharapkan
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pemeriksaan operasional adalah suatu proses untuk menganalisis dan
mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan ekonomis dari kegiatan operasional perusahaan.
kualitas pelayanan jasa adalah segala sesuatu yang diharapkan oleh pelanggan agar perusahaan
dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah sejauh
mana pelanggan merasa bahwa individu, perusahaan atau organisasi telah secara efektif
menyediakan produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif. Sumber
data yang digunakan adalah data primer yaitu hasil wawancara, observasi dan kuesioner dan
data sekunder yaitu data Loy Café. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi
lapangan dan studi literatur. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis kualitatif
dan kuantitatif. Hasil kuesioner akan dinilai dan dianalisis untuk mengetahui penilaian
pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa yang telah diberikan.
Peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berinteraksi dalam
aktivitas pelayanan jasa serta melakukan observasi untuk mengetahui aktivitas pelayanan yang
dilakukan Loy Café secara umum telah meadai dari segi kualitas pelayanan jasa. Peneliti
membagikan kuesioner mengenai kualitas pelayanan jasa kepada 100 responden.
Berdasaarkan hasil wawancara, observasi, dan kuesioner yang dilakukan pada Loy Café
sebagai objek penelitian, peneliti menemuka kelemahan pada beebrapa dimensi kualitas
pelayanan jasa. Berdasarkan lima dimensi kualitas pelayanan jasa secara keseluruhan skor
rata-rata sebesar 82,52%, dimensi tangibles 83,6%, dimensi reliability 83,07%, dimensi
responsiveness 83,07%, dimensi assurance 82,20% dan dimensi emphaty 80,60%.
Perusahaan belum pernah melakukan pemeriksaan operasional maupun evaluaasi kualitas
pelayanan jasa yang telah diberikan selama ini. Berdasarkan kelemahan yang ditemukan,
terdapat beberapa rekomendasi dan saran yang dapat dilakukan café untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan. Pemeriksaan operasional terhadap kualitas pelayanan jasa harus
dilakukan secara berkala dan rutin agar café dapat mengidentifikasi kelemahan yang ada dan
melakukan perbaikan terus-menerus agar kepuasan pelanggan meningkat.