Abstract:
Pada zaman yang sudah sangat berkembang seperti sekarang ini, persaingan bisnis
di Indonesia juga semakin ketat. Industri properti merupakan salah satu industri yang
sedang berkembang dikarenakan kebutuhan rumah yang belum terpenuhi sebanyak 5,4
juta orang butuh tempat tinggal. Dari kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi
tersebut maka muncul peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusaahan serta potensi
besar pada industri properti. Namun adanya pertumbuhan industri properti yang mentok
diangka 3,5% pada tahun 2019 dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang
mencapai 5% per tahun. Dilihat dari pertumbuhan industri properti yang masih dibawah
pertumbuhan ekonomi nasional maka perkembangannya belum maksimal. Perusahan juga
harus melihat dan mengetahui risiko bisnis yang akan dihadapi kedepannya apabila
perkembanggan industrinya tidak mengalami kenaikan. Berhubung dengan kurang
berkembangnya industri properti, PT. BBB membutuhkan pengelolaan risiko untuk
mengetahui apa saja faktor – faktor yang menghambat berkembangnya bisnis perusahaan.
Pengelolaan risiko dengan membentuk aktivitas pengendalian pada siklus pendapatan
dapat mengurangi risiko yang akan dihadapi perusahaan.
Aktivitas pengendalian atau (control activities) adalah rangkaian prosedur dan
kebijakan yang telah ditetapkan untuk membantu pelaksanaan kegiatan perusahaan yang
diarahakan dari pihak manajemen. Aktivitas pengendalian memiliki lima fungsi
pengendalian, yaitu: segregation of duties, adequate documents and records, restricted
access to assets, independent accountability checks and reviews of performance, dan
information processing controls. Aktivitas pengendalian dilakukan di semua tingkat
entitas, di berbagai tahapan dalam proses bisnis, dan dalam lingkungan perusahaan.
Setelah adanya aktivitas pengendalian maka perlu juga ada penilaian dari implementasi
aktivitas pengendalian tersebut. Aktivitas pengendalian yang baik dapat mengurangi dan
mengatasi risiko – risko yang muncul. Sehingga risiko- risiko dapat dikelola dan dapat
mengurangi kerugian yang akan timbul di kemudian hari.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode hypothetico-deductive merupakan
metode yang dilakukan secara bertahap, sistematis, teratur, dan ilmiah untuk dapat
menemukan solusi terhadap suatu masalah serta memakai teori – teori dalam
pelaksanaanya sebagai cara pendekatan menghadapi kasus – kasus yang lebih spesifik.
Peneliti memperoleh data berupa data primer dan sekunder. Data didapatkan dengan cara
teknik studi lapangan dan studi kepustakaan. Periode waktu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cross-sectional yang berarti bahwa penelitian dilakukan hanya pada
suatu periode waktu yang sudah ditentukan.
Dari hasil penilitian memperlihatkan bahwa PT. BBB sudah menerapkan beberapa
aktivitas pengendalian pada pengelolaan risiko di siklus pendapatannya. PT. BBB sudah
memiliki aktivitas pengendalian berkaitan dengan risiko, yaitu: proper authorization of
transactions and activities dan segregation of duties pada aktivitas sales order entry;
safeguard assets, records, and data dan design and use of documents and records pada
aktivitas billing; independent checks on performance, safeguard assets, records, and data,
dan segregation of duties pada aktivitas cash collections; independent checks on
performance pada aktivitas shipping. Saran bagi perusahaan adalah perusahaan perlu
merubah sistem pencatatan dari manual ke digital dan pemetaan risiko secara berkala agar
risiko bisa terkontrol dan seminimal mungkin.