Abstract:
Bermacam-macam asumsi muncul ketika membahas topik mengenai netralitas media. Terlebih lagi, kantor media massa internasional ini merupakan media “raksasa” yang telah menjadi sumber informasi bagi masyarakat terhadap berbagai isu tertentu. CNN dan Al Jazeera adalah dua media internasional yang memiliki kapabilitas yang cukup besar dampaknya dalam menerbitkan berita ke berbagai platformnya. Kemudian hal ini menjadi semakin kompleks ketika pemberitaan yang dilakukan adalah berita yang bertopik sensitif, yaitu terkait isu terorisme. Peristiwa serangan terorisme di Paris pada tanggal 13 November menarik perhatian penulis untuk melakukan analisis lebih lanjut terkait pemberitaan yang diterbitkan oleh CNN dan Al Jazeera. Oleh karena itu, analisis dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif atau framing yang dibawakan oleh kedua media massa internasional tersebut. Khususnya, CNN dan Al Jazeera yang memiliki perbedaan latar belakang, sehingga berpengaruh terhadap gaya pemberitaan yang akan disampaikan kepada publik. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, digunakan teori komunikasi massa oleh Mcquail yang berpendapat bahwa peran media di tengah masyarakat sangat krusial, mengingat salah satu fungsi media yaitu untuk memberikan persepsi dan definisi atas realitas sosial sebagai sebuah kunci terbentuknya standar, model, dan norma sosial. Untuk mendukung teori tersebut, digunakan juga teori agenda setting dan konsep framing yang dikemukakan oleh Gamson dan Modigliani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dihubungkan dengan studi kasus. Sehingga hasil analisis menunjukkan bahwa CNN dan Al Jazeera melakukan framing berdasarkan agenda setting yang dimilikinya, dimana CNN terkesan lebih ‘memihak’ kepada Perancis yang telah berupaya untuk memberantas ISIS, sedangkan framing yang dilakukan oleh Al Jazeera cenderung ‘memihak’ kepada masyarakat Timur Tengah yang juga diniliai dirugikan oleh Perancis terhadap serangan yang dilangsungkan di Suriah. Hal ini menyebabkan hubungan Perancis dan negara-negara di Timur Tengah menjadi lebih tegang.