dc.description.abstract |
Intervensi atau invasi Amerika Serikat di Irak dimulai dari masa pemerintahn Presiden Bush pada tahun 2003. Peninggalan bekas pemerintahan Bush diturunkan kepada pemerintahan Obama mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2017. Pasa masa kampanye pemilihan presiden, Obama berjanji untuk menarik mundur pasukan AS dari Irak jika ia terpilih menjadi presiden AS. Sepanjang tahun kepresidenannya, Obama membuat banyak keputusan yang berkaitan dengan intervensi Irak. Dimulai dengan rencana penarikan pasukan AS pada tahun 2009 dan realisasi penarikan pasukan AS dari Irak pada akhir 2011, setelah meninjau adanya pengurangan kasus kekerasan di Irak. Dengan penarikan pasukan militer AS pada tahun 2011, AS tidak dapat sepenuhnya menghilangkan keberadaannya di Irak, karena selama melakukan intervensi di Irak dari tahun 2003 hingga 2009, AS juga mendirikan beberapa aset penting seperti kedutaan AS di Irak dan aset ekonomi (industri minyak). Selain itu, AS juga mengklaim banyak kepentingan di Irak. Kepentingan-kepentingan ini mendorong AS untuk mencari alternatif untuk mengamankan kepentingannya karena situasi Irak yang tidak sepenuhnya stabil pada saat itu. AS memandang bahwa dengan mempekerjakan personel Perusahaan Militer Swasta dalam jumlah besar, kepentingan-kepentingan tersebut mungkin dapat diamankan dan dicapai.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan kekuatan AS dengan menggunakan alih daya yang bermasalah seperti perusahaan militer swasta di Irak untuk mencapai dan mengamankan kepentingan nasionalnya. Dengan memanfaatkan teori politik realisme Morgenthau, skripsi ini berfokus pada pengerahan kekuatan dan perjuangan AS untuk mencapai kepentingan nasionalnya di Irak, khususnya bagi rakyat Irak, rakyat Amerika dan di Timur Tengah. Kepentingan nasional dapat diartikan sebagai rasionalitas suatu negara untuk menjalankan pemerintahnnya berdasarkan tujuannya sendiri. Oleh karena itu, untuk analisis lebih mendalam, penelitian ini juga menggunakan konsep American Exceptionalism. Penelitian ini menemukan bahwa dengan kekuatan yang dimiliki AS, AS mampu mencapai kepentingan nasionalnya dengan mempekerjakan personel perusahaan militer swasta yang bermasalah di Irak. |
en_US |