dc.description.abstract |
Australia sebagai negara yang multikultural dan penandatangan United Nations Refugee Convention tahun 1951, telah menjadi salah satu tujuan utama para migran untuk memperoleh perlindungan maupun kesempatan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Namun, dominasi Partai Buruh sejak tahun 2008 yang memberikan perlindungan permanen pada pencari suaka dan pengungsi telah melemahkan perbatasan Australia dengan kedatangan migran ilegal yang sangat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dalam rentang tahun 2010-2013 menjadi puncak kedatangan migran ilegal yang berasal dari negara-negara Timur Tengah seperti Afghanistan, Iran, Irak dan Sri Lanka. Adapun kekhawatiran dan ketakutan dari masyarakat Australia atas peningkatan ini yang mengancam keberlangsungan hidup mereka. Pemerintah Australia memilih untuk mengadopsi kebijakan garis keras sebagai usaha untuk menghentikan dan menolak kedatangan migran ilegal ke wilayah Australia. Maka, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses sekuritisasi dan faktor yang mendorong terjadinya sekuritisasi terkait ancaman pada keamanan sosial, sejalan dengan pertanyaan penelitian yang penulis angkat yaitu “Bagaimana keberhasilan proses sekuritisasi dalam menurunkan tingkat migrasi ilegal di Australia pada tahun 2013-2015 sebagai ancaman keamanan sosial?”. Dalam menjawab pertanyaan penelitian tersebut, penulis menggunakan Teori Sekuritisasi dari Barry Buzan, dkk dengan metode penelitian kualitatif yang menggunakan teknik pengumpulan data sekunder. Berdasarkan kajian yang telah penulis lakukan, terdapat temuan bahwa proses sekuritisasi yang dilakukan berhasil dan faktor-faktor yang mendorong sekuritisasi seperti: perpaduan konsep keamanan, keterkaitan masalah keamanan, peran aktor yang berpengaruh kuat baik negara maupun non-negara, serta peran sistem politik negara dapat dibuktikan, namun ancaman dari kedatangan migran ilegal tidak serta-merta hanya mengancam perbatasan Australia. |
en_US |