dc.description.abstract |
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji upaya sekuritisasi Donald Trump tentang imigran Muslim dan pengaruhnya terhadap perkembangan gerakan anti-imigran Muslim di Amerika Serikat. Penulis menggunakan teori sekuritisasi dari Mahzab Kopenhagen, konsep imigrasi, serta konsep gerakan sosial untuk menganalisis isu tersebut. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif untuk menafsirkan fenomena sosial yang terjadi. Trump yang dikenal sebagai presiden yang xenofobia dan Islamofobia, berupaya membatasi jumlah imigran Muslim di AS, salah satunya dengan cara membuat isu imigran menjadi isu keamanan atau disebut dengan sekuritisasi. Trump juga telah berhasil membuat kebijakan travel ban untuk mengurangi imigran dari negara-negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Sedangkan, hasil dari sekuritisasi tersebut adalah masyarakat AS menyadari adanya potensi ancaman yang dapat ditimbulkan oleh eksistensi imigran Muslim seperti radikalisme dan terorisme. Hasil penelitian ini menemukan bahwa sekuritisasi tersebut juga berpengaruh terhadap perkembangan gerakan anti-imigran Muslim di AS yang ditunjukkan oleh empat indikasi. Pertama, meningkatnya jumlah kelompok anti-Muslim dan terjadinya pergeseran fokus mereka menjadi anti-imigran. Kedua, meningkatnya kejahatan berbasis kebencian dengan bias motivasi anti-Islam dan anti-Muslim. Ketiga, semakin berpengaruhnya kelompok anti-Muslim dan anti-imigran di pemerintahan federal dan negara bagian dalam upayanya melobi kebijakan imigrasi. Keempat, terjadi penolakan pemukiman pengungsi di berbagai negara bagian termasuk penolakan pengungsi Suriah. |
en_US |