Abstract:
Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran JICA dalam penyelesaian konflik Filipina-Moro dalam kurun waktu 2003 saat dibuatnya Referensi Tim Pemantau Internasional (IMT) dimana Jepang menjadi salah satu anggotanya yang menonjol, hingga tahun 2016 ketika pemerintah Filipina merilis peta jalan perdamaian Mindanao. Makalah ini menjelaskan peran JICA dalam lensa resolusi konflik yang menyatakan bahwa orang-orang lebih dari mampu untuk bekerja sama dan mengatasi kesulitan di antara mereka. Konsep resolusi konflik juga melihat tantangan yang menghambat perdamaian antara dua pihak yang berkonflik, dalam hal ini antara Pemerintah Filipina dan Bangsamoro. Peran JICA dalam penyelesaian konflik Filipina-Moro terletak pada kontribusi mereka dalam pengembangan komunitas dan developmental aid. JICA membuat program dan kegiatan sebagai wujud bantuan perkembangan masyarakat Moro untuk dapat mengembangkan diri dan meningkatkan taraf hidup dengan fokus pada berbagai bidang. Bidang pertama adalah untuk memperkuat fondasi untuk ekonomi berkelanjutan agar pertumbuhan bisnis dan investasi dapat terjadi. Berikutnya, JICA juga fokus untuk memastikan keamanan manusia untuk pertumbuhan inklusif demi menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas kehidupan untuk komunitas- komunitas Mindanao. Terakhir, JICA juga fokus dalam bidang mempertahankan kedamaian dan stabilitas di Mindanao. Dengan menyediakan bantuan di bidang- bidang yang telah disebutkan, JICA telah berkontribusi dalam mengatasi tantangan- tantangan yang dihadapi oleh pemerintah Filipina dan Banga Mindanao untuk mencapai perdamain.