Abstract:
Standar kecantikan telah ada di berbagai belahan dunia untuk waktu yang lama. Akan tetapi, keberadaan standar ini merugikan perempuan. Di tengah masyarakat Korea yang konservatif dan industri kecantikan yang berkembang pesat, sekelompok perempuan Korea Selatan berusaha mengubah kenyataan itu dengan menggagas Gerakan “Escape the Corset” yang menjadi fokus dari penelitian ini. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana perkembangan Gerakan “Escape the Corset” dipengaruhi oleh standar kecantikan yang opresif. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penulis menggunakan konsep opresi, konsep gerakan sosial, konsep standar kecantikan, perspektif feminisme radikal, dan konsep perkembangan gerakan sosial. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa standar kecantikan yang opresif memicu perkembangan Gerakan “Escape the Corset” dengan menyebabkan ketidakpuasan kolektif pada fase “emergence”, yaitu fase pertama dari perkembangan gerakan sosial. Akan tetapi, ketidakpuasan semata tidak dapat menopang keberlanjutan dari sebuah gerakan sosial. Tahap birokratisasi dalam bentuk mendirikan sebuah organisasi gerakan sosial juga penting untuk memastikan bahwa sebuah gerakan sosial memiliki tujuan jangka panjang dan mampu menjalankan fungsi sehari-harinya ketika tidak ada sukarelawan yang dapat diandalkan secara penuh-waktu.