Abstract:
Proses untuk mencapai kesetaraan gender masih memiliki hambatan. Salah satunya di bidang militer yang menganggap maskulinitas sebagai sesuatu yang sangat esensial. Di sisi lain, terdapat unit militer perempuan Kurdi di Syria yakni YPJ yang berupaya untuk mewujudkan kesetaraan gender melalui militer. Perempuan Kurdi mengalami ketidaksetaraan gender seperti marginalisasi, subordinasi, kekerasan terhadap perempuan serta stereotip gender. Maka, pertanyaan penelitian dalam tulisan dirumuskan menjadi “Bagaimana upaya YPJ (Yekîneyên Parastina Jin) atau Women’s Protection Unit untuk mewujudkan kesetaraan gender bagi perempuan Kurdi?”. YPJ berupaya mewujudkan kesetaraan gender dengan mempromosikan representasi visual perempuan di dalam militer pada saat Pemberontakan Rojava serta perlawanan terhadap ISIS. Dalam menganalisis upaya yang dilakukan YPJ, penulis menggunakan konsep social movement secara reformatif dan revolusioner yang dikemukakan oleh David F. Aberle. Secara reformatif, YPJ bergabung dengan partai politik Kurdi untuk dapat berpartisipasi dalam gerakan ideologi konfederalisme demokratis PKK yang membawa prinsip-prinsip gender serta melakukan perlawanan terhadap stigma patriarki. Sedangkan, secara revolusioner YPJ berupaya mengganti nilai-nilai maskulinitas tradisional terhadap partisipasi militer tradisional dan melakukan resistensi untuk menghilangkan peran gender di dalam militer Kurdi. Upaya tersebut pun ditujukan untuk perempuan Kurdi, tidak hanya sebatas perjuangan di dalam unit militer saja sampai akhirnya terjadi perubahan struktur dan tatanan masyarakat Kurdi. Kini perempuan Kurdi dapat memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi di dalam politik dan pengambilan keputusan serta adanya perubahan hukum dan sistem peradilan, di mana aspek-aspek yang menentang kesetaraan terhadap gender dihapuskan.