dc.description.abstract |
Munculnya ancaman dari program pengembangan nuklir yang dilakukan
Iran, telah memicu ketakutan pada komunitas internasional, termasuk Amerika
Serikat. Aktivitas nuklir Iran yang melanggar peraturan Non-Proliferation Treaty
(NPT), berpotensi membuat Iran memperoleh senjata pemusnah massal. Mendapati
ancaman yang berkaitan dengan keamanan nasional, seharusnya Amerika Serikat
dapat merespon isu nuklir Iran menggunakan kekerasan. Akan tetapi, Presiden
Obama selaku pemimpin dan pengambil keputusan bagi Amerika Serikat, justru
memilih jalur damai dengan menyetujui perjanjian JCPOA dalam menghadapi
ancaman nuklir Iran.
Melalui pertanyaan penelitian “Bagaimana proses penentuan keputusan
oleh Amerika Serikat di masa pemerintahan Presiden Obama sehingga menyetujui
kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) sebagai pilihan rasional
kebijakan luar negeri untuk menanggapi isu nuklir Iran tahun 2009-2015?”,
penelitian ini berusaha menganalisis pilihan yang dimiliki Amerika Serikat beserta
konsekuensinya, sehingga mendorong Presiden Obama menyetujui kesepakatan
JCPOA dalam menghadapi ancaman nuklir Iran. Guna menjawab rumusan masalah
diatas, penulis akan menggunakan salah satu bentuk dari teori Pilihan Rasional,
yakni model Aktor Rasional oleh Graham T. Allison, bersama dengan konsep
kepentingan nasional Amerika Serikat dari Robert J. Art, dan konsep kebijakan luar
negeri.
Melalui kerangka berpikir tersebut, kesimpulan yang diperoleh pada
penelitian ini adalah, menyetujui kesepakatan JCPOA dipilih oleh Amerika Serikat
karena arah kebijakan pemerintahan Obama yang menjunjung tinggi nilai
diplomasi. Serta, mengacu pada kalkulasi risiko yang melibatkan seluruh alternatif
pilihan, diperoleh hasil bahwa menyetujui kesepakatan JCPOA menawarkan
keuntungan yang mampu memenuhi tujuan Amerika Serikat dalam isu nuklir Iran,
yakni menghentikan proliferasi nuklir Iran. |
en_US |