Abstract:
Kemenangan Donald J. Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016 merupakan sebuah momen bersejarah yang mengejutan berbagai pihak. Banyak pakar politik maupun akademisi terpicu untuk memahami berbagai faktor yang mendorong masyarakat Amerika untuk memilih sesosok pemimpin kontroversial yang tampaknya tidak selaras dengan identitas negara Amerika Serikat. Berbeda dari pemahaman populer bahwa faktor ekonomi merupakan dorongan terbesar yang membentuk dukungan terhadap Trump, tesis ini akan fokus kepada narasi alternatif bahwa politik identitas adalah prediktor terkuat dari kebangkitan Trump menuju kepresidenan. Penulis akan secara khusus memperdebatkan bagaimana bersama dengan daya tarik kepemimpinan Donald Trump, politik identitas kulit putih memiliki andil yang sangat penting dalam mempengaruhi preferensi politik masyarakat Amerika yang berkulit putih di pemilihan umum 2016. Melalui penelitian kualitatif dan metode analisis data naratif, penulis menemukan bahwa retorika kampanye Trump memiliki kekuatan strategis untuk menggalang dukungan dari high-identifying white Americans. Mereka adalah kalangan pemilih yang cenderung memiliki sikap negatif dalam menanggapi perubahan tren demografi menuju keberagaman yang turut mengubah sifat hubungan antar kelompok ras di Amerika, karena dipandang sebagai ancaman terhadap status dominan kalangan kulit putih dalam hirarki masyarakat Amerika Serikat. Pada dasarnya, dalam upaya menjawab bagaimana politik identitas kulit putih berkontribusi terhadap kemenangan Trump, penulis menemukan adanya kemungkinan bahwa kebangkitan Trump menuju kepresidenan bukanlah sekedar fenomena janggal yang tidak terduga. Melainkan, kemenangan Trump merupakan fenomena politik yang dapat diprediksi oleh penggabungan berbagai faktor yang telah membangkitkan kesadaran kalangan kulit putih di Amerika akan identitas kelompok ras mereka. Trump kebetulan berhasil meraup hasil sukses politisasi identitas kulit putih yang merupakan isu sensitif pada tahun 2016; ia secara strategis memposisikan dirinya sebagai kandidat yang sungguh-sungguh mendengar, memahami, dan mampu mewakilkan kepentingan kelompok high-identifying white Americans. Maka dari itu, Trump merupakan kandidat yang tepat bagi kalangan kulit putih, sosok pemimpin yang dapat membawa perubahan di Amerika sesuai dengan visi mereka bersama.