Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program Buruan SAE serta mengidentifikasi faktor ketidakberhasilan program. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah konsep Urban Farming yang meliputi 6 faktor, yaitu: dukungan terhadap visi komunitas, penetapan tujuan dan sasaran dalam proses perencanaan induk, menciptakan kesadaran dan momentum melalui proses perencanaan wilayah local, menciptakan kesadaran melalui pelayanan dan perencanaan infrastruktur, memasukkan ketentuan dalam kriteria perencanaan kota untuk menangani perubahan iklim dan menciptakan kesadaran melalui proses pengembangan desain standar dalam menerapkan kerja keras kebijakan kota yang luas.
Secara metodologis, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara dengan anggota kelompok Buruan SAE dan staff Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, serta observasi terhadap beberapa lokasi dilaksanakannya program Buruan SAE.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: (1) Dukungan untuk proses visi komunitas, setiap stakeholder hanya terlibat dengan memberikan bantuan pada awal program. (2) Menetapkan tujuan dan sasaran dalam proses perencanaan induk, pihak dinas telah membuat tujuan dan sasarannya pada program ini. (3) Menciptakan kesadaran dan momentum melalui proses perencanaan wilayah local, dalam hal ini kesadaran masyarakat terkait program Buruan SAE masih menganggap program ini tidak bermanfaat. (4) Menciptakan kesadaran melalui pelayanan dan perencanaan infrastruktur, program ini bukan yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga masyarakat belum memiliki kesadaran akan pentingnya program Buruan SAE. (5) Memasukan ketentuan dalam kriteria perencanaan kota untuk menangani perubahan iklim, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian belum memasukan ketentuan program dalam mengatasi perubahan iklim atau lingkungan. (6) Menciptakan kesadaran melalui proses pengembangan desain standar dalam menerapkan kerja keras kebijakan kota yang luas, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian sudah memiliki kesadaran terhadap pengembangan program tetapi gagal menerapkannya terlihat dari jumlah kelompok Buruan SAE yang bertahan