Abstract:
Pada tahun 2015 DPMPTSP Kota Bandung membentuk sebuah program pelayanan perizinan berusaha berbasais website bernama Hayu Bandung dan tahun 2016 berkembang menjadi aplikasi Gampil berbasis smartphone yang kemudian pada tahun 2018 pemerintah pusat merubah seluruh pelayanan izin berusaha di setiap daerah menjadi terintegrasi di pemerintah pusat melalui One Sigle Submission (OSS). Meskipun OSS dirancang sebagai bentuk penyempurnaan sistem perizinan di Indonesia, terdapat indikasi permasalahan dalam pelakasanaan OSS yang justru menjadi tidak sederhana. Berdasarkan alur pikir tersebut, penelitian ini diarahkan untuk melihat Agile Governance pada program Hayu Gampil dan OSS.
Untuk menilai pelaksanaaan kedua program tersebut, digunakan model Agile Governance oleh Luna, Kruchten, dan Moura. Model tersebut memiliki enam variabel yang terdiri dari Good Enough Governance, Business Driven, Human Focused, Based on Quick Wins, Systematic and Adaptive Approach, Simple Design Continuous Refinement. Metode peneltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan beberapa informan sebagai pelaksana program di DPMPTSP Kota Bandung dan juga studi dokumentasi.
Hasil penelitan menunjukkan bahwa 1) Terkait Good enough governance pelaksanaan sistem OSS belum menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat dibanding Hayu dan Gampil 2) Terkait Business–Driven pelaksanaan sistem OSS kurang menghasilkan layanan yang fleksibel dan efisien dibanding Hayu dan Gampil 3) Terkait Human Focused pelaksanaan sistem OSS kurang menghargai pegawai sebagai komponen penting dan kreatif dibanding Hayu dan Gampil 4) Terkait Based on Quick Wins pelaksanaan sistem OSS belum menunjukan hasil yang positif bagi keberlanjutan pelayanan dibanding Hayu Gampil 5) Terkait Systematic and Adaptive Approach, pelaksanaan sistem OSS kurang memperhatikan keadaan dan kondisi lingkungan dibanding Hayu dan Gampil 6) Terkait Simple Design and Continous Refinement, pelaksanaan sistem OSS lebih berjenjang dan kurang user friendly dibanding Hayu Gampil. Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah perbaikan sistem OSS terkait komunikasi yang lebih terbuka, akses layanan dan informasi yang lebih terbuka, dan tampilan website yang lebih sederhana.