Abstract:
Hingga Juli 2021, sudah terdapat lebih dari tiga juta kasus COVID-19 di Indonesia. Pemerintah dalam upayanya mengurangi jumlah masyarakat Indonesia yang terinfeksi COVID-19 akibat melakukan perjalanan tanpa pendataan, memberlakukan pengisian formulir kesehatan menggunakan aplikasi E-HAC (Electronic Health Alert Card) yang akan diperiksa pada bandar udara. Namun, aplikasi E-HAC mendapatkan penilaian yang buruk dari masyarakat serta menimbulkan antrian pada saat pemeriksaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan perancangan ulang terhadap aplikasi E-HAC.
Proses evaluasi aplikasi E-HAC dilakukan menggunakan metode usability testing (task completion dan kuesioner SUS) dan kuesioner MAX. Aspek usability yang diuji yaitu efektivitas, efisiensi, kemudahan dipelajari, kebergunaan, dan kepuasan. Kemudian dilaksanakan proses design workshop untuk mendapatkan alternatif konsep terbaik, yang kemudian dibuat menjadi high-fidelity interface prototype. Prototype tersebut kemudian dievaluasi dengan metode yang sama seperti pada aplikasi awal.
Nilai efektivitas aplikasi awal adalah sebesar 35,42% dan naik menjadi sebesar 94,64% untuk prototype rancangan ulang. Efisiensi aplikasi awal adalah sebesar 33,33% dan pada rancangan ulang naik menjadi 89,29%. Sedangkan nilai keseluruhan kuesioner SUS aplikasi awal adalah sebesar 30,31 dan naik menjadi 87,5 untuk rancangan perbaikan. Berdasarkan hasil kuesioner MAX juga didapatkan jawaban responden yang berubah dari berkesan negatif menjadi berkesan positif. Berdasarkan hasil evaluasi dan perancangan ulang tersebut, dapat dikatakan bahwa interface prototype aplikasi E-HAC yang dirancang telah memiliki usability yang baik.