Abstract:
Tingkat konsumsi roti di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Seiring dengan konsumsi roti yang terus meningkat, industri roti di Indonesia juga mengalami peningkatan. Bakery X merupakan sebuah toko roti yang berdiri pada tahun 2003 dan berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Selama beberapa tahun terakhir ini, Bakery X mengalami penurunan penjualan dan sudah tidak lagi mencapai target penjualan yang ditetapkannya. Berdasarkan identifikasi masalah, ditemukan masalah terkait rendahnya niat beli. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi niat beli konsumen sehingga mampu memberikan usulan perbaikan yang tepat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan owner dan target pasar dari Bakery X, didapatkan bahwa terdapat 5 variabel yang memengaruhi niat beli konsumen dalam membeli roti di bakery. Variabel tersebut adalah product characteristic, perceived servicescape, perceived price, brand image, dan location. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan didapatkan 220 responden yang memenuhi syarat yaitu pernah atau berniat untuk membeli roti di bakery, berdomisili di Jabodetabek, dan menyelesaikan pengisian kuesioner hingga selesai. Metode statistika yang dipakai untuk menguji model pengukuran dan stuktural adalah partial least square-structural equation modeling (PLS-SEM). Pengujian ini dilakukan pada aplikasi SmartPLS 3. Setelah itu akan ditentukannya prioritas usulan perbaikan menggunakan importance-performance map analysis (IPMA).
Pada pengujiann model pengukuran didapatkan bahwa data penelitian sudah valid dan reliable setelah dilakukan eliminasi pada 8 indikator atau butir pengukuran. Hasil dari pengujian model struktural didapatkan bahwa terdapat 4 variabel yaitu product characteristic, perceived price, brand image, dan location berpengaruh signifikan terhadap niat konsumen dalam membeli roti di bakery. Prioritas usulan perbaikan yang dilakukan dengan metode IPMA menghasilkan prioritas utama diberikan untuk variabel brand image, dilanjutkan dengan variabel product characteristic, kemudian variabel perceived price, dan yang terakhir adalah variabel location. Berdasarkan keempat variabel tersebut, dibuat sebanyak 14 usulan perbaikan meliputi proses pembuatan roti, promosi, visibilitas lokasi, informasi promo, serta informasi kualitas produk. Seluruh usulan perbaikan diterima oleh problem owner