Abstract:
Tidak bisa dipungkiri bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia begitu pesat dan tidak bisa dihindari. Hal ini tentunya berdampak pada peningkatan akan kebutuhan pokok masyarakat, terutama kebutuhan akan pangan. Banyak pengusaha yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan menjadikannya peluang usaha sebagai sarana untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini tidaklah mudah bagi pengusaha mengingat persaingan pada industri makanan semakin ketat. Untuk dapat memenangkan persaingan, perusahaan berlomba-lomba menawarkan produk yang memiliki keunggulan kompetitif untuk dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Tidak hanya berfokus pada kepuasan konsumen, perusahaan juga harus dapat memaksimalkan semua fungsi penting dalam perusahaan, khususnya adalah fungsi pemasaran. Salah satu tugas dari fungsi pemasaran adalah membuat strategi pemasaran agar pemasaran akan suatu produk menjadi terarah. Dalam strategi pemasaran, terdapat strategi acuan atau biasa dikenal dengan bauran pemasaran yang terdiri dari empat atribut pemasaran yang dapat dikontrol perusahaan. Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang dibuat perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam target pasarnya. Terdapat empat atribut dalam bauran pemasaran yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. Untuk mengetahui peranan pemeriksaan operasional atas fungsi pemasaran dalam menilai efektivitas bauran pemasaran, penulis melakukan penelitian pada CV. TNS unit usaha produk Marpy. Dalam memasarkan produknya, yaitu Marpy, CV. TNS tidak didukung oleh fungsi pemasaran yang efektif. Untuk itu, dilakukan penelitian dengan metode deskriptif analitis dengan cara melakukan pemeriksaan operasional untuk menemukan masalah-masalah yang berkaitan dengan pemasaran, mengumpulkan data terkait untuk kemudian dianalisis dan dievaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik seperti wawancara, observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Data yang sudah berhasil dikumpulkan kemudian akan diolah dengan metode pengolahan data kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa belum adanya orang yang bertanggungjawab secara khusus dalam bidang pemasaran yang menyebabkan pemasaran produk Marpy menjadi tidak terarah. Di sisi lain, bauran pemasaran perusahaan belum sepenuhnya efektif, terutama pada atribut promosi. Pemanfaatan media sosial sebagai alat untuk mempromosikan produk tidak dikelola secara berkelanjutan yang menyebabkan belum banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan produk Marpy. Setelah dilakukan pemeriksaan operasional atas fungsi pemasaran, peneliti memberikan sejumlah saran dan rekomendasi yang dapat membantu pihak manajemen dalam menyelesaikan masalah terkait inefektivitas pada fungsi pemasaran.