Abstract:
Pekerjaan bekisting memiliki kontribusi yang besar hingga 25% dari keseluruhan biaya pekerjaan struktur beton. Demikian pula pekerjaan bekisting menjadi penentu jadwal
pelaksanaan pekerjaan struktur lainnya. Oleh karena itu, pekerjaan ini dapat mempengaruhi keuntungan dari kontraktor. Mengingat sifat pengulangan terutama pada bangunan tinggi, pekerjaan bekisting sangat ideal jika diaplikasikan konstruksi ramping. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi ranah perbaikan berdasarkan prinsip konstruksi ramping pada konstruksi bekisting. Apartemen 35 lantai di Jakarta digunakan sebagai studi kasus. Kondisi semula yang direncanakan menggunakan tiga zona dengan durasi floor to floor 8,5 hari ternyata mengalami keterlambatan menjadi 10 hari per lantainya atau 15% dari jadwal keseluruhan proyek. Pada beberapa skenario alternatif yang diusulkan, termasuk pembagian jumlah zona dari tiga menjadi empat dapat diperoleh efisiensi waktu antara 7% dan 18%. Dengan menggunakan value stream mapping juga dapat diketahui terjadinya pemborosan yang dilakukan oleh tenaga terampil, (e.g., menunggu, berjalan, mencari) ataupun yang dilakukan oleh tenaga ahli (e.g., komunikasi dan koordinasi) yang apabila dioptimasi dapat diperoleh penghematan yang sangat berarti. Penelitian ini mengonfirmasi beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan terhadap berbagai studi kasus yang berbeda.
Description:
Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Peneliti Muda Manajemen dan Rekayasa Konstruksi ke-2 "Fostering Indonesian Construction Industry Towards Sustainable Development Goals". Universitas Katolik Parahyangan. Bandung, 7 Agustus 2021. p. 21-32.