Diplomasi Indonesia dalam pembentukan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) tahun 2012-2019

Show simple item record

dc.contributor.advisor Hartono, Adelbertus Irawan Justiniarto
dc.contributor.author Imansyah, Aditya
dc.date.accessioned 2022-04-18T06:47:32Z
dc.date.available 2022-04-18T06:47:32Z
dc.date.issued 2020
dc.identifier.other skp41223
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/12944
dc.description 9710 - FISIP en_US
dc.description.abstract Konflik antara Afghanistan dan Taliban berlangsung selama kurang lebih dua dekade. Pada tahun 2011, PBNU menjalankan misinya untuk menjadi mediator dalam resolusi konflik di Afghanistan. Melalui pendekatan yang berbeda dari mediator yang pernah mencoba untuk menjadi penengah dalam konflik Afghanistan, PBNU memakai pendekatan agama Islam dan mendapat kepercayaan penuh dari pihak Afghanistan dan Taliban sebagai mediator yang netral. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mengenai faktor apa saja yang menjadikan PBNU sebagai mediator dalam mendorong terealisasinya perdamaian di Afghanistan atas konflik yang terjadi dengan Taliban. Dari peristiwa tersebut maka dibuat rumusan penelitian yakni “Apa faktor yang membuat PBNU menjadi mediator dari resolusi konflik di Afghanistan?. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut penulis menggunakan konsep peran agama dalam resolusi konflik oleh aktor berbasis keyakinan/faith-based actor dan resolusi konflik milik James A. Schellenberg. Dalam menunjang penelitian ini penulis akan menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka dan wawancara. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat dirumuskan lima kesimpulan. Pertama, peran potensial yang dimiliki oleh PBNU sebagai mediator di Afghanistan berasal dari legitimasi dan kredibilitas PBNU yang didapatkan dari pendekatan agama Islam melalui peran ulama sebagai pihak yang netral, dihormati, dan dipercaya oleh Afghanistan dan Taliban. Kredibilitas dari PBNU juga didapatkan dari peranan K.H As’ad Said Ali sebagai ketua pelaksana resolusi konflik Afghanistan. Kedua, PBNU memiliki kapabilitas sebagai mediator dan mendukung keberlanjutan perdamaian yang direalisasikan melalui pemberian dana hibah dari Pemerintah Indonesia melalui PBNU untuk pembangunan Indonesia Islamic Centre sebagai bagian dari lembaga, dan ketersediaan ulama Indonesia di Afghanistan. Ketiga, karakteristik proses mediasi oleh PBNU melibatkan identitas spiritual dari nilainilai agama Islam seperti Tawasuth, Tawazun, dan Tasamuh yang diimplementasikan sebagai model resolusi konflik yang dinamakan Islam Nusantara. Keempat, PBNU menggunakan dalil-dalil yang bersumber dari ayat suci Al-Quran sebagai karakteristik dalam model resolusi konflik yang dinamakan Islam Nusantara dan dalam proses dialog damai. Kelima, karakteristik PBNU dalam melakukan resolusi konflik di Afghanistan adalah menggunakan ritual keagamaan sebagai sarana untuk membentuk identitas bersama antara pihak-pihak yang berkonflik, nilai-nilai Islam tersebut yakni Rahmatan lil ‘alamin, Ukhuwah islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah, dan Ukhuwah Basyariyah. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) en_US
dc.subject Resolusi konflik en_US
dc.subject Afghanistan, en_US
dc.subject Taliban, en_US
dc.subject Mediator, en_US
dc.subject Islam Nusantara en_US
dc.title Diplomasi Indonesia dalam pembentukan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) tahun 2012-2019 en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2016330086
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0405078404
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI608#Ilmu Administrasi Bisnis


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account