Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan Russia
berperang dengan Georgia di 2008 dan Ukraina di 2014, walaupun memiliki ambisi
sebagai benign hegemon di region tersebut. Kontradiksi antara aspirasi Russia dan
respon dari Georgia dan Ukraine menjadi fokus penelitian ini. Untuk menjawab
pertanyaan penelitian, penulis menggunakan Konstruktivisme versi Wendt yang
mengidentifikasi budaya Hobbesian sebagai alasan Georgia dan Ukraina
menyalahpahami Russia. Terdapat lima penemuan penting di penelitian ini.
Interaksi sosial di Russian Near-Abroad mengafirmasi budaya Hobbesian. Revolusi
warna menandakan mulainya eskalasi konflik. Identitas Russia sebagai benign
hegemon gagal direproduksi karena tidak bisa memenuhi kepentingannya.
Identitas Georgia dan Ukraina mendominasi konteks regional sehingga Russia
menjadi musuh. Budaya Hobbesian membentuk konteks yang menjadikan
instrumen militer lebih diperhitungkan daripada dialog, sehingga perang terjadi di
2008 dan 2014.