Abstract:
Persaingan usaha yang semakin ketat dalam era globalisasi dan Masyarakat Ekonomi Asean membuat perusahaan di Indonesia harus semakin memperbaiki manajemen dan pengelolaan operasi yang ada di dalam perusahaannya. Kegiatan operasi perusahaan menjadi kunci untuk dapat bersaing. Kegiatan operasi perusahaan terutama didanai dengan modal kerja perusahaan. Beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa pengelolaan modal kerja yang keliru dapat menghambat kelancaran kegiatan operasi yang tentunya akan memengaruhi profitabilitas perusahaan. Mengingat bahwa modal kerja berperan secara langsung terhadap kegiatan operasi perusahaan, maka penulis memilih topik ini untuk diteliti.
Modal kerja perusahaan berkaitan dengan pengelolaan aset lancar dan kewajiban lancar yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Di dalam aset lancar terdapat berbagai akun yang dimiliki perusahaan. Akan tetapi, pada umumnya akan didominasi dengan saldo kas, piutang usaha, dan persediaan. Sedangkan kewajiban lancar perusahaan terdiri atas akun seperti utang usaha dan beban akrual yang berkaitan dengan kegiatan operasi perusahaan. Oleh sebab itu, penulis memilih alat ukur siklus konversi kas dan perputaran modal kerja bersih untuk menilai pengelolaan modal kerja perusahaan. Siklus konversi kas yang singkat dapat memperlihatkan bahwa perusahaan dapat memperoleh kas dengan cepat untuk menjalankan kegiatan operasinya serta dalam kondisi likuiditas yang baik. Perputaran modal kerja bersih perusahaan yang semakin cepat menandakan bahwa perusahaan mampu mengolah sisa lebih dari aset lancar dan kewajiban lancar yang dimiliki untuk memperoleh penjualan. Namun, perputaran modal kerja bersih yang terlalu cepat dapat juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki modal kerja yang sangat terbatas sehingga berputar dengan sangat cepat.
Populasi dari data penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak pada industri pengolahan non-migas. Penulis memilih populasi ini karena industri pengolahan non-migas berkontribusi tinggi pada PDB Nasional Indonesia berdasarkan Laporan Kinerja Kementrian Perindustrian tahun 2011 – 2015. Untuk mempermudah proses penelitian, penulis membatasi sampel hanya pada 18 perusahaan pengolahan non-migas yang masuk dalam Indeks Kompas 100 selama lima tahun berturut-turut sejak 2011 hingga 2015. Data keuangan yang diperoleh dan diolah berasal dari Laporan Keuangan Tahunan masing-masing perusahaan. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah menggunakan metode regresi linier berganda menggunakan program SPSS.
Dari hasil pengolahan data, diperoleh bahwa baik secara parsial maupun secara simultan, variabel siklus konversi kas dan perputaran modal kerja bersih tidak memengaruhi variabel profitabilitas. Hal ini disebabkan karena adanya tradeoff pada tingkat likuiditas (aset lancar dan kewajiban lancar) dengan tingkat profitabilitas. Selain itu, subsektor pada sampel penelitian yang dipilih juga terlalu bervariatif. Oleh sebab itu, penulis memberi saran pada peneliti selanjutnya agar meneliti topik ini secara lebih mendalam dan spesifik.