Abstract:
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat likuiditas dan solvabilitas dilihat dari pengaruhnya secara parsial maupun simultan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
Setiap perusahaan yang terdaftar dalam BEI (Bursa Efek Indonesia) pasti memiliki struktur permodalan yang digunakan oleh perusahaan dalam memenuhi keperluan investasi aset seperti yang diwajibkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Struktur permodalan ini terdiri dari utang yang bisa berasal kepada pihak lain ataupun berasal dari penjualan saham perusahaan. Hal ini yang menjadi salah satu perhatian perusahan terutama dalam menjaga perbandingan seberapa besar pemodalan perusahaan dibiayai oleh utang maupun saham karena dapat berpengaruh terhadap tingkat likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) sebanyak 12 perusahaan. Sampel penelitian berjumlah 6 perusahaan yang dipilih melalui purposive sampling. Data yang dipergunakan adalah data sekunder perusahaan yang diperoleh dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dalam periode 2011-2015 dan menggunakan analisis data regresi linear berganda. Selain itu dilakukan evaluasi hasil analisis regresi menggunakan uji asumsi klasik yaitu asumsi normalitas, asumsi multikolinearitas, asumsi heterokedastisitas, dan asumsi autokorelasi.
Hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat likuiditas yang dicerminkan oleh cash ratio dan current ratio, serta tingkat solvabilitas yang dicerminkan oleh debt to asset ratio secara simultan berpengaruh signifikan yaitu menyumbang 80,8% terhadap tingkat profitabilitas yang dicerminkan melalui return on asset ratio, 19,2% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain dan kemungkinan lain di luar sampel yang tidak diteliti oleh penulis. Sedangkan secara parsial, hanya cash ratio dan debt to asset ratio yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return on asset ratio.