Abstract:
Pada dasarnya semua jenis perusahaan yang ada memiliki satu tujuan utama yang sama yaitu mencari laba. Untuk mendapatkan laba yang optimal, sebuah perusahaan manufaktur harus memiliki fungsi produksi yang efektif dan efisien. Permasalahan yang ada di PT. JB adalah tingginya tingkat produk cacat. Produk cacat di PT. JB dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu produk cacat dan produk yang tidak sesuai dengan kriteria pelanggan. Tingginya tingkat produk cacat ini merupakan penyebab terjadinya fungsi produksi PT. JB berjalan tidak efektif dan efisien. Pemeriksaan operasional adalah kegiatan memeriksa dan memastikan apakah kegiatan operasional perusahaan sudah berjalan secara efektif, efisien, dan ekonomis. Dalam menjalankan operasinya, fungsi produksi merupakan fungsi vital pada perusahaan manufaktur. Produk cacat merupakan produk yang dihasilkan dari fungsi produksi perusahaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan sumber data primer berdasarkan hasil wawancara dan observasi. Peneliti juga mengumpulkan data sekunder seperti data perusahaan terkait produk cacat sebagai sumber data yang digunakan dalam penelitian. Peneliti mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan cara studi lapangan dan studi literatur. Setelah data tersebut dikumpulkan, peneliti mengolah data tersebut secara kuantitatif dan kualitatif. Setelah itu, peneliti melakukan analisis berdasarkan lima tahap pemeriksaan operasional dan kemudian menarik kesimpulan serta memberikan saran untuk perbaikan perusahaan. Objek penelitian dalam pemeriksaan operasional ini adalah PT. JB yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri tekstil (rajut dan dyeing) Produk yang cacat dan tidak sesuai dengan kriteria pelanggan pada PT. JB telah menurunkan laba perusahaan secara material karena perusahaan harus mengeluarkan biaya-biaya terkait produk cacat atau produk yang tidak sesuai dengan kriteria pelanggan tersebut. Maka dari itu, peneliti menentukan area tersebut sebagai critical problem dalam pemeriksaan operasional yaitu kecacatan produk yang signifikan. Critical problem dari sebuah penelitian harus diberikan tindakan corrective. Maka dari itu, pemeriksaan operasional ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah yang tengah dihadapi oleh PT. JB. Pemeriksaan operasional diharapkan memperbaiki dan menekan tingkat kecacatan produk yang terjadi dalam PT. JB dan menyebabkan fungsi produksi di divisi dyeing PT. JB berjalan secara lebih efektif dan efisien. Setelah melakukan wawancara dan observasi, peneliti melakukan identifikasi dan analisa faktor penyebab kecacatan produk pada PT. JB dibantu dengan menggunakan diagram tulang ikan. Ditemukan adanya empat faktor yang menyebabkan tingkat kecacatan pada PT. JB tinggi yaitu faktor bahan baku, faktor manusia, faktor mesin dan faktor metode. Setelah melakukan identifikasi dan analisa masalah tersebut, peneliti menghitung besarnya kerugian pada PT. JB. Kerugian-kerugian yang terjadi akibat adanya produk yang cacat dan produk yang diretur akibat tidak sesuai dengan kriteria pelanggan pada fungsi produksi di divisi dyeing berupa pengerjaan ulang proses dyeing, obat-obatan yang digunakan untuk proses rework , biaya listrik serta biaya sumber daya mesin berupa batu bara, biaya lembur terkait perbaikan pada produk cacat atau produk yang tidak sesuai dengan pelanggan, biaya ganti rugi kepada pelanggan terkait produk cacat yang ternyata lolos inspection dan quality control dan adanya tanggungan ongkos kirim untuk barang yang telat. Kerugian yang terjadi pada periode September 2015 hingga Agustus 2016 adalah sebesar Rp 4.996.574.634.