Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dampak dari perang saudara yang
terjadi di Yaman terhadap ketahanan pangan rakyat Yaman. Perang saudara antara
pemerintahan resmi Yaman dan kelompok Houthi di Yaman merupakan salah satu
konflik domestik yang berujung pada krisis kemanusiaan terbesar, karena pada
akhirnya terekskalasi menjadi konflik yang lebih besar. Krisis kemanusiaan yang
terjadi di Yaman terfokuskan pada krisis pangan yang tergolong sebagai man made
famine atau buatan manusia. Sebagai negara, Yaman belum dapat menjamin
ketahanan dan kesejahteraan rakyatnya terutama dalam hal pangan, dan berbalik
menjadi entitas yang membahayakan rakyatnya.
Dengan menggunakan konsep food security oleh FAO dan perspektif critical
security studies oleh Ken Booth, serta metode penelitian kualitatif untuk
mendapatkan pemahaman yang baru, penelitian ini akan mencoba menjawab
pertanyaan penelitian “Bagaimana kondisi ketahanan pangan Yaman akibat perang
saudara”. Berdasarkan analisis data menggunakan kerangka teori utama, penelitian
ini menggambarkan kondisi ketahanan pangan Yaman yang berada dalam tingkat
krisis sejak perang terus terekskalasi dari tahun 2014 hingga tahun 2018. Level
krisis tersebut terlihat dalam empat indikator utama ketahanan pangan di kalangan
rakyat Yaman terus menerus menurun. Dari indikator akses yang tertutup oleh
blokade, ketersediaan pangan yang terus menurun karena kegiatan ekonomi
tersendat, pola konsumsi rakyat Yaman yang bergeser karena tidak tersedianya
bahan pangan, serta tidak adanya cadangan bahan pangan di Yaman yang
menyebabkan tidak adanya keberlanjutan atau stabilitas bahan pangan. Perang
saudara di Yaman membuat kondisi ketahanan pangan di Yaman memburuk dan
pemerintahan yang lemah sehingga tidak dapat menjaga ketahanan rakyatnya.