Abstract:
Thailand merupakan negara yang saat ini menjadi tujuan pariwisata dan
memiliki reputasi sebagai tujuan pariwisata seks di Asia. Adanya hal tersebut
memunculkan cabang baru dari eksploitasi seksual anak dalam industri pariwisata
yang lebih dikenal sebagai Eksploitasi Seksual Anak dalam Perjalanan dan
Pariwisata (ESAPP). Adanya eksploitasi seksual anak menjadi salah satu faktor
yang menunjukkan bahwa hak anak telah direnggut. Dalam penelitian ini
menjelaskan “Bagaimana Upaya ECPAT dalam menangani permasalahan
Eksploitasi Seksual anak dalam Perjalanan dan Pariwisata di Thailand?”.
Dalam penelitian ini menggunakan teori liberalisme sosiologis yang melihat
bahwa interaksi dalam hubungan internasional tidak dijalani hanya dari aktor
negara tetapi juga dari aktor non-negara. Penelitian ini menggunakan konsep peran
NGO menurut David Lewis yang ditulis dalam buku “The Management of Non-
Governmental Organisation”. Terdapat tiga peran NGO menurut Lewis yaitu
pelaksana, katalis dan mitra.
Dalam menangani masalah ESAPP, ECPAT melakukan berbagai upaya.
Upaya pertama ECPAT dalam peran pelaksana yaitu memberikan pelatihan kepada
anak-anak sebagai bentuk partisipasi anak-anak agar anak-anak lebih sadar akan
adanya eksploitasi seksual anak. Upaya kedua oleh ECPAT dalam peran sebagai
katalis yaitu ECPAT melakukan advokasi untuk meningkatkan partisipasi dan
kesadaran masyarakat, pemerintah dan semua pihak terkait hak anak dan bahwa
ESAPP merupakan suatu kejahatan yang harus ditangani. Penyebaran informasi
mengenai ESAPP dilakukan dengan kampanye kesadaran dan melalui media cetak,
media elektronik dan internet. Upaya ketiga oleh ECPAT dengan melakukan kerja
sama sebagai bentuk peran ECPAT sebagai mitra. ECPAT bekerja sama dengan
Organisasi lokal, Sektor swasta dan Pemerintah. Dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh ECPAT belum sepenuhnya dapat
menangani ESAPP di Thailand.