dc.description.abstract |
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pembangunan Mombasa-Nairobi SGR berdampak pada peningkatan angka impor dan utang Kenya terhadap Tiongkok. Negara Kenya masih memiliki kendala akan infrastruktur di negaranya, khususnya kereta api yang menjadi salah satu moda transportasi penting di Afrika Timur. Di sisi lain, Tiongkok dengan Inisiatif Belt and Roadnya memiliki ambisi dalam meningkatkan konektivitas di semua sub-region melalui rencana pembangunan infrastruktur dalam rangka mempromosikan koordinasi kebijakan ekonomi di berbagai negara serta membangun kerangka kerja sama yang terbuka. Dengan demikian, pada tahun 2014, Tiongkok dan Kenya sepakat untuk bekerja sama dalam pembangunan kereta api Mombasa-Nairobi yang di danai oleh pinjaman dari Tiongkok. Akan tetapi, dalam kerja sama ini ditemukan bahwa proporsi keuntungan sebagian besar jatuh kepada Tiongkok. Maka dari itu, penelitian ini mengambil pertanyaan penelitian sebagai berikut “bagaimana dampak pembangunan Mombasa-Nairobi SGR pada peningkatan angka impor produk machinery dan transport equipment serta utang Kenya terhadap Tiongkok?”. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan empat teori atau konsep sebagai alat analisisnya; yaitu infrastruktur dan pembangunan ekonomi, push and pull factors, kepentingan nasional, dan bantuan asing. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa peningkatan angka impor produk machinery dan transport equipment Kenya disebabkan oleh sebagian besar material proyek pembangunan berasal dari Tiongkok. Kemudian, teknologi dan standar pembangunan yang digunakan sepenuhnya di operasikan oleh Tiongkok. Hal tersebut sesuai dengan kesepakatan awal bahwa 50% dari dana pinjaman yang diberikan oleh Tiongkok harus digunakan untuk membeli atau menggunakan jasa negara tersebut. Selain itu, hingga tahun 2018, Kenya masih membutuhkan beberapa material dari Tiongkok untuk perawatan serta pemeliharaan kereta api Mombasa-Nairobi. |
en_US |