dc.description.abstract |
Hubungan antara UE dan AS disebut sebagai hubungan transatlantik karena kedua
aktor tersebut berada di kedua sisi Samudra Atlantik. Terpilihnya Donald Trump
sebagai Presiden AS pada tahun 2017 menimbulkan masalah baru pada hubungan
UE dan AS. Melalui kebijakan “America first”, Trump bersikap egois dan tidak
memikirkan bahwa hubungan UE dan AS adalah penting. Namun, nyatanya
hubungan antar keduanya merupakan hubungan yang penting bagi berjalannya
demokrasi dan ekonomi dunia. Komisi Eropa mengeluarkan sebuah program
bernama Getting to Know Europe (GTKE) agar ketegangan antara UE dan AS dapat
diminimalisir dan hubungan transatlantik dapat terjaga dengan baik. Berkaitan
dengan masalah yang dihadapi, pertanyaan penelitian yang muncul adalah
“Bagaimana diplomasi Uni Eropa melalui program GTKE untuk mempererat
hubungan transatlantik dengan Amerika Serikat?”. Demi menjawab pertanyaan
penelitian tersebut, penulis menggunakan teori diplomasi, soft power diplomasi
publik, dan tiga pendekatan diplomasi budaya milik Nicholas J. Cull. Penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif dengan teknik
pengumpulan data studi kepustakaan dan data-data primer dan sekunder melalui
laman resmi GTKE. Melalui penelitian yang telah dilakukan, GTKE yang berperan
sebagai alat diplomasi budaya UE mampu berperan untuk memperkuat hubungan
transatlantik UE – AS yang sempat renggang. Melalui kegiatan-kegiatan seperti
festival musik, perayaan Hari Eropa, kontes penulisan esai dan tur keliling Eropa,
GTKE menjalankan tiga dari empat pendekatan diplomasi budaya menurut
Nicholas J. Cull, yakni pemberian budaya, informasi budaya, dan dialog budaya. |
en_US |