Abstract:
Perkembangan infrastruktur merupakan salah satu aspek yang paling mempengaruhi pergerakan roda perekonomian suatu negara. Maka dari itu, pembangunan infrastruktur di Indonesia harus dikembangan secara merata dan terus menerus. Material beton merupakan material yang paling umum digunakan dalam konstruksi di Indonesia. Inovasi mengenai campuran beton sangat dibutuhkan agar terciptanya beton yang ramah lingkungan tetapi memiliki kuat tekan yang tinggi. Dalam membuat beton yang memiliki kekuatan tinggi dan ramah lingkungan, digunakan bahan tambahan berupa fly ash, silica fume, dan superplasticizer. Seiring dengan perkembangan teknologi material konstruksi, serat dapat ditambahkan pada campuran beton. Saat ini, beton dengan serat (fiber reinforced concrete) mulai banyak diaplikasikan pada elemen-elemen struktur beton. Beton dengan serat memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah beton memiliki perilaku tensile strain hardening. Salah satu parameter atau kunci beton dapat memiliki perilaku tensile strain hardening adalah kekuatan lekatan antara mortar pada beton dengan serat. Serat yang digunakan pada penelitian ini adalah polypropylene fiber dan steel fiber dengan rasio air terhadap binder (w/b) sebesar 0,29. Kuat tekan mortar yang berkaitan untuk spesimen dogbone dengan polypropylene fiber pada umur 7 dan 147 hari secara berurutan adalah sebesar 55,73 MPa dan 74,35 MPa, kuat tekan mortar yang berkaitan untuk spesimen dogbone dengan steel fiber pada umur 7 dan 140 hari secara berurutan adalah sebesar 33,46 MPa dan 50,94 MPa, dan kuat tekan mortar yang berkaitan untuk spesimen dogbone dengan kombinasi polypropylene fiber dan steel fiber pada umur 7 dan 144 hari secara berurutan adalah sebesar 41,28 MPa dan 63,22 MPa. Hasil pengujian kuat tarik rata-rata spesimen dengan polypropylene fiber, spesimen dengan steel fiber, dan spesimen dengan kombinasi polypropylene fiber dan steel fiber secara berurutan adalah sebesar 10,21 MPa, 11,22 MPa, dan 11,82 MPa.