Abstract:
Suatu bangunan bertingkat yang terletak di daerah rawan gempa bumi harus didesain dengan sistem penahan gaya gempa, salah satunya adalah sistem rangka bresing. Skripsi ini akan membahas bagaimana perilaku sistem rangka bresing eksentrik single link diagonal dan double link diagonal dan juga pengaruh posisi bresing terhadap respon struktur gedung baja. Struktur dianalisis secara elastik dan inelastik. Pada analisis riwayat waktu digunakan 3 rekaman percepatan tanah dasar yaitu El Centro 1940, Denpasar 1979, dan Flores 1992 yang diskalakan terhadap respon spektrum. Berdasarkan hasil analisis respons spektrum, periode struktur pada Model-1 lebih kecil 25.51% dibandingkan dengan Model-4 dan juga kekakuan struktur pada Model-1 lebih besar 31.27% dibandingkan dengan Model-4 mengindikasikan bahwa posisi bresing memberikan pengaruh signifikan terhadap periode dan kekakuan struktur sehingga simpangan lantai atap pada Model-1 lebih kecil 26.06% dibandingkan dengan Model-4. Berdasarkan hasil analisis riwayat waktu, diketahui bahwa model yang memilki sistem bresing double link diagonal lebih baik dalam mendisipasi energi karena sendi plastis yang terjadi lebih banyak dibandingkan dengan model yang menggunakan sistem bresing single link diagonal. Sendi plastis pada model yang memiliki posisi bresing pada bentang ke 3 dan ke 4 memiliki perilaku sendi plastis yang terjadi secara serentak pada lantai diatasnya setelah terjadi sendi plastis pada lantai-1 sedangkan pada model yang memilki posisi bresing pada bentang ke 2 dan ke 5 memiliki perilaku sendi plastis yang terjadi secara bertahap pada lantai diatasnya setelah terjadi sendi plastis pada lantai-1. Tingkat kinerja struktur pada keempat model adalah IO (Immediately Occupancy).