Abstract:
Perencanaan pondasi tiang pancang pada umumnya digunakan untuk membangun suatu proyek besar,
yang besar daya dukungnya tidak melampaui kekuatan tanah pembangunan tersebut. Pada penelitian ini,
data analisis daya dukung akan dilakukan menggunakan metode pembebanan statis, yang interpretasinya
diolah dengan metode Chin. Sedangkan, daya dukung tekan aksial pondasi tiang pancang dengan analisis
perhitungan berdasarkan data SPT akan dihitung dengan metode konvensional yaitu metode Meyerhof.
Uji pembebanan statis yang terjadi pada lapangan kemudian dimodelkan ke dalam suatu program
bernama PLAXIS 2D, yang merupakan program komputer yang digunakan untuk menganalisis
permasalahan geoteknik. Hasil dari pemodelan uji beban statis dengan program PLAXIS 2D kemudian
dibandingkan dengan hasil uji beban statis pada lapangan, yang mana berupa sebuah kurva yang disebut
dengan kurva hubungan load-settlement. Seluruh parameter yang digunakan dalam pemodelan pada
PLAXIS 2D ditentukan berdasarkan uji penyelidikan tanah di lapangan (data SPT), serta korelasikorelasi
parameter dari para ahli. Pada perhitungan daya dukung secara konvensional (metode Meyerhof
dan Tomlinson), dihasilkan kapasitas daya dukung tiang pancang sebesar 308,93 ton, sedangkan dengan
metode interpretasi pembebanan statis (metode Chin dan Mazurkiewicz), didapatkan kapasitas daya
dukung tiang pancang sebesar 476,2 ton dan 400 ton. Hasil dari pemodelan dengan PLAXIS 2D
menunjukkan bahwa interpretasi pembebanan statis (metode Chin dan Mazurkiewicz) untuk pemodelan
memiliki kapasitas daya dukung tiang pancang sebesar 549,3 ton dan 410 ton. Untuk output load transfer
mendapatkan nilai daya dukung sebesar 300,2 ton.