Abstract:
Infrastruktur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perekonomian. Pembangunan infrastruktur di Indonesia pada umumnya menggunakan beton. Self compacting concrete merupakan salah satu jenis beton yang pada saat ini mulai banyak digunakan karena pengerjaannya yang lebih mudah dibandingkan dengan beton konvensional. Namun SCC sendiri tetap memiliki kekurangan seperti pada beton konvensional yaitu, adanya deformasi akibat susut. Penggunaan polypropylene micro-fiber merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dalam mengurangi besarnya penyusutan pada beton. Metode yang digunakan dalam mendesain perencanaan campuran pada penelitian ini yaitu Densified Mixture Design Algorithm dimana metode ini memiliki hipotesa bahwa sifat mekanis beton akan optimum jika memiliki berat isi yang tinggi pula. Fly ash digunakan pada campuran beton selain berfungsi sebagai filler, fly ash juga berfungsi sebagai binder. Pada penelitian ini dibuat 2 variasi beton yaitu beton tanpa fiber dan beton dengan volume fiber sebesar 0,6 kg/m3. Properti mekanis yang diuji pada penelitian ini yaitu kuat tekan dan drying shrinkage. Untuk pengujian kuat tekan beton tanpa fiber dan beton dengan kandungan fiber pada umur 120 hari didapatkan rata-rata masing-masing sebesar 56,13 MPa dan 59,14 MPa. Untuk pengujian drying shrinkage beton tanpa fiber dan beton dengan kandungan fiber didapatkan persen penurunan terbesar terjadi pada umur 7 hari dengan penurunan sebesar 72,95% sedangkan untuk penurunan terkecil terjadi pada umur 120 hari yaitu sebesar 1,74%. Dari hasil pengujian ini menunjukan adanya pengaruh penambahan fiber terhadap kuat tekan dan drying shringkage beton.