Abstract:
Setiap orang memiliki batas waktu yang dianggapnya wajar untuk menunggu. Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis sensitivitas waktu tunggu bagi pengguna Trans Metro Bandung. Ada dua model regresi logistik yang dibangun, yaitu model keputusan menunggu terhadap waktu tunggu dan model keputusan menunggu terhadap waktu tunggu dan karakteristik menunggu. Atribut Stated Preference yang dilibatkan terdiri atas 4 variabel bebas, yaitu waktu tunggu, kondisi halte, kondisi lingkungan dan kondisi cuaca. Hasil studi menunjukkan bahwa kedua model menghasilkan sensitivitas waktu tunggu pengguna TMB. Sensitivitas waktu tunggu dipengaruhi oleh kondisi halte, kondisi cuaca, sikap orang yang dapat menghabiskan waktu dengan melamun atau melihat lingkungan sekitar, Sikap orang yang menganggap bahwa menunggu merupakan hal yang tidak menyenangkan walau tahu cara menggunakan waktu, sikap orang yang menganggap menunggu memberi kesempatan yang baik untuk melakukan sesuatu, sikap orang yang membawa sesuatu untuk digunakan saat menunggu, sikap orang yang biasanya tidak dapat melakukan apapun selama menunggu, dan sikap orang yang merasa panik atau frustasi pada saat menunggu di saat waktu yang tidak diduga. Tingkat sensitivitas waktu tunggu tertinggi terjadi pada saat kondisi cuaca hujan, sementara sensitivitas waktu tunggu terendah terjadi pada saat cuaca cerah.