dc.contributor.author |
Aritonang, Y.M. Kinley |
|
dc.contributor.author |
Feronika |
|
dc.date.accessioned |
2021-12-01T16:04:55Z |
|
dc.date.available |
2021-12-01T16:04:55Z |
|
dc.date.issued |
2011 |
|
dc.identifier.isbn |
978-602-99977-0-5 |
|
dc.identifier.other |
maklhsc609 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/12551 |
|
dc.description |
Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Teknik Industri dan Kongres Badan Kerja Sama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri (BKSTI) VI "Peranan Teknik Industri dalam Menghasilkan SDM yang Handal untuk Menghadapi Kemajuan Dunia Industri". Depertemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara. Medan, 5-6 Oktober 2011. p. 1-5. |
en_US |
dc.description.abstract |
Perusahaan Besar Farmasi (PBF) X merupakan salah satu distributor yang bergerak dalam bidang farmasi dan berlokasi di kota Semarang. Persaingan yang semakin meningkat membuat PBF X harus meningkatkan performansi agar mampu bersaing dengan PBF lain. Dengan sistem persediaan yang baik, PBF X diharapkan dapat memenuhi permintaan konsumen dengan meminimasi expected total cost yang dikeluarkan sehingga performansi PBF X dapat meningkat. Pada saat ini, penentuan periode dan jumlah pemesanan obat-obatan pada saat tidak terjadi perubahan harga di PBF X dilakukan berdasarkan intuisi. Pada saat terjadi perubahan harga obat dari pemasok, khusus pada saat pemasok menaikan harga produk, PBF X saat ini belum memiliki metode untuk menghitung jumlah spesial pemesanan dan pemesanan dilakukan berdasarkan intuisi dari pemilik PBF tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan sering terjadinya stockout maupun overstock yang dapat memperbesar expected total cost dan dapat menurunkan performansi. Dalam penelitian ini, dipilih obat-obatan antibiotik fast moving sebagai objek penelitian karena obat-obatan tersebut sering mengalami stockout. Perhitungan yang berhubungan dengan pengendalian sistem persediaan dilakukan dengan menggunakan metode P - (R;1) model apabila tidak terjadi perubahan harga obat. Untuk meminimasi expected total cost yang dikeluarkan, penerapan metode P - (R;1) dilakukan dengan pemesanan secara joint order. Hasil perhitungan model persediaan tersebut adalah nilai interval pemesanan (1) dan jumlah persediaan maksimum (R) optimum yang dapat menghasilkan expected total cost yang paling minimum Jika terj adi kenaikan harga obat ( dari pemasok), perhitungan dilakukan dengan menerapkan metode known price increase. Hasil perhitungan model persediaan tersebut adalah jumlah spesial pemesanan optimum dan nilai penghematan total apabila dilakukan spesial pemesanan. Nilai penghematan total akan mempengaruhi kebijakan PBF X dalam pengambilan keputusan untuk memilih melakukan atau tidak melakukan spesial pemesanan. |
en_US |
dc.language.iso |
Indonesia |
en_US |
dc.publisher |
Badan Kerja Sama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri Indonesia |
en_US |
dc.subject |
INTERVAL PEMESANAN |
en_US |
dc.subject |
INVENTORY MAKSIMUM |
en_US |
dc.subject |
SPESIAL PEMESANAN |
en_US |
dc.subject |
KNOWN PRICE INCREASE MODEL |
en_US |
dc.title |
Pengendalian persediaan untuk produk-produk yang mengalami kenaikan harga dari pemasok |
en_US |
dc.type |
Conference Papers |
en_US |