Abstract:
Pandemi COVID-19 telah mengubah tren bisnis dari yang offline menjadi online, tak terkecuali bagi Toko LCK, toko oleh-oleh khas Bangka yang menjual berbagai produk mulai dari makanan olahan hasil laut hingga berbagai souvenir. Di tengah ketatnya persaingan bisnis online, salah satu cara untuk dapat menarik hati konsumen adalah melalui kemasan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Selain itu, pandemi COVID-19 juga mengubah gaya hidup masyarakat melalui aturan kebiasaan baru sehingga perlu bagi Toko LCK untuk dapat menyesuaikan desain pelayanan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Metode yang digunakan dalam kegiatan perancangan adalah dengan integrasi Kansei Engineering dengan Model Kano. Berdasarkan identifikasi masalah, diketahui bahwa kemasan getas Cap Perahu Layar (LCK) perlu diperbaiki. Desain pelayanan Toko LCK saat ini pun belum dikatakan baik oleh konsumen sehingga butuh perbaikan.
Dari hasil pengumpulan serta pengelompokan kata Kansei, terdapat 18 kelompok kata Kansei terkait desain kemasan dan 22 kelompok kata Kansei terkait desain pelayanan. Kelompok kata Kansei ini lalu dikonversi menjadi atribut produk untuk dimodelkan dengan Kano. Benchmark desain kemasan dan toko oleh-oleh ditentukan dari analisis faktor kuesioner Kansei. Kemudian, dirancang kuesioner Kano untuk melihat penilaian responden terhadap atribut produk. Berdasarkan hasil model Kano, terdapat dua atribut desain pelayanan, yakni memiliki suasana mewah dan memiliki fasilitas spot foto yang tidak memiliki dampak signifikan terhadap tingkat kepuasan konsumen atau berkategori indifferent, sedangkan atribut lain tetap dimasukkan ke dalam desain usulan.
Dari hasil integrasi Kansei Engineering dan Model Kano, dirancang dua alternatif dari desain kemasan getas khas Bangka dan diberikan 27 usulan perbaikan desain pelayanan Toko LCK. Berdasarkan hasil evaluasi, diketahui bahwa secara keseluruhan kedua usulan desain kemasan dinilai lebih baik dari desain kemasan benchmark, dimana alternatif 2 merupakan usulan desain yang paling baik performansinya dibandingkan dengan alternatif 1 dengan nilai Kansei lebih besar sebanyak 10 Kansei dari 18 Kansei yang ditanyakan dan nilai ketertarikan konsumen sebesar 4,575 dari 5. Usulan desain pelayanan yang diajukan juga memiliki performansi yang lebih baik daripada desain pelayanan benchmark dengan nilai Kansei lebih besar sebanyak keseluruhan dari 22 Kansei yang ditanyakan dan nilai kepuasan konsumen akan desain pelayanan usulan sebesar 4,5 dari 5.