Abstract:
Dalam menangani bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dibantu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). BPBD memiliki tanggung jawab untuk merencanakan pemanfaatan logistik untuk memenuhi kebutuhan logistik pra bencana dan keadaan darurat. BPBD Provinsi Jawa Barat saat ini mengalami kesulitan dalam mengoptimalkan perencanaan jumlah logistik pangan yang perlu disediakan guna memenuhi permintaan yang sulit untuk diprediksi dan perlu dijaga kualitasnya. 17 dari 24 BPBD kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat mengalami stockout logistik pangan dengan total 89 kali pada tahun 2019.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode optimasi dengan pembatas. Dikembangkan model matematis yang disesuaikan dengan kondisi BPBD Provinsi Jawa Barat dengan fungsi tujuan meminimasi ekspektasi biaya yang dihasilkan dari pengisian kembali logistik pangan, pendistribusian logistik pangan untuk setiap BPBD kabupaten/kota, penyimpanan logistik pangan dan penalti dari unmet demands. Fungsi tujuan dan fungsi pembatas bersifat linear sehingga digunakan linear programming yang diselesaikan dengan algoritma Simpleks. Metode diterapkan dengan menggunakan data permintaan logistik pangan dari bulan Januari – Desember 2019 untuk tiga bencana alam, yaitu banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Dilakukan perhitungan biaya yang dihasilkan dari kondisi saat ini dan kondisi usulan, kemudian dibandingkan untuk mengetahui penghematan biayanya.
Optimalisasi masalah diselesaikan menggunakan pemrograman berbasis bahasa AMPL (A Mathematical Programming Language) menggunakan solver CPLEX. Hasil penerapan model yang sudah dikembangkan dihitung dua kali menggunakan dua kondisi usulan yang berbeda. Kondisi usulan pertama dihitung dengan menghilangkan parameter probabilitas yang ada pada model, sehingga dapat dibandingkan dengan total biaya saat ini. Usulan yang diberikan memberikan penghematan terhadap total biaya sebesar 24.33%. Kemudian dihitung untuk kondisi usulan kedua dengan menggunakan parameter probabilitas terjadinya setiap bencana pada tahun sebelumnya, sehingga perhitungan ini mempertimbangkan ketidakpastian dalam menangani bencana alam dengan total hasil biaya sebesar Rp. 41.057.208.520.